Senin, 05 Desember 2016

PENISTA AGAMA


AKSI BELA ISLAM 212

Aksi Bela Islam adalah rangkaian aksi unjuk rasa yang diadakan di Indonesia, terutama di kota Jakarta sebagai reaksi atas pernyataan gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang mengeluarkan pernyataaan yang dianggap menistakan agama dalam kunjungan kerjanya ke Kepulauan Seribu

Pada 27 September 2016, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama melakukan kunjungan kerja ke pulau Pramuka yang berlokasi di Kepulauan Seribu. Kunjungan ini dilakukan untuk melakukan peninjauan serta pengarahan terkait program pemberdayaan budi daya ikan kerapu yang ia adakan. Dalam pernyataannya Basuki berusaha meyakinkan warga bahwa programnya akan terus berjalan meski ia tidak terpilih sebagai Gubernur pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang akan berlangsung pada Februari 2017. Sebagaimana kebiasaan dalam rapat dan kunjungan kerja, video aktivitas Basuki ini pun diunggah melalui akun Youtube pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pada 6 Oktober 2016, seorang netizen bernama Buni Yani mengunggah ulang di halaman Facebooknya kutipan video yang berjudul 'Penistaan Terhadap Agama?'. Video ini merupakan editan dari video kunjungan kerja Basuki dengan lebih menonjolkan pernyataan yang mengandung unsur penistaan terhadap agama Islam.[2]

Video ini akhirnya ditonton oleh banyak orang dan menyulut emosi umat Islam yang tidak sudi kitab suci dan ulamanya dihina. Sebagai respon dari video ini, banyak dari ormas Islam di penjuru Indonesia mengirimkan pengaduan kepada kepolisian agar segera menindak lanjuti pernyataan Basuki tersebut.

Pada 10 Oktober 2016, Basuki meminta maaf kepada publik karena telah menimbulkan kegaduhan. Beberapa tokoh Islam menyatakan menerima pernyataan maaf yang ia ajukan namun menambahkan bahwa proses hukum harus tetap berjalan. Belum adanya pemberitaan tentang penyelidikan mengesankan bahwa kepolisian Republik Indonesia lamban dalam menangani kasus Basuki.


Aksi Bela Islam I

Pada 14 Oktober 2016, seusai shalat Jumat, ribuan ormas Islam yang dikomandoi oleh FPI melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Dalam aksinya, mereka menuntut agar penyelidikan atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama segera dilakukan. Habib Rizieq Shihab yang juga pimpinan FPI mengecam akan melakukan aksi yang lebih besar jika tidak kunjung merespon kasus ini dalam 3 Minggu berikutnya.[3]

Berbagai macam respon muncul menanggapi unjuk rasa ini, mulai dari yang mendukung sampai yang kontra. Basuki sendiri menyoroti kerusakan taman yang dinyatakan akibat ulah para pengunjuk rasa.[4]
Aksi Bela Islam II
Aksi 4 November

Proses penyelidikan yang dianggap berjalan sangat lamban membuat ormas Islam kembali menghimpun massa dalam jumlah yang lebih besar. Berbagai pesan disebarkan melalui media sosial untuk mengundang masyarakat hadir dan turut serta dalam unjuk rasa Aksi Bela Islam II yang nantinya lebih dikenal dengan 'Aksi 4 November' atau 'Aksi Damai 411'.

Pada awal November 2016, para pengunjuk rasa yang berasal dari luar daerah mulai berduyun-duyun datang menuju DKI Jakarta untuk menghadiri aksi ini.[5]

Pada 4 November 2016, aksi unjuk rasa ini kembali diadakan dengan jumlah massa yang sangat besar sekitar ratusan ribu orang. Aksi ini dimulai usai shalat Jumat dan menjadikan posisi di depan Istana Negara sebagai pusatnya. Kali ini para pengunjuk rasa berusaha agar tidak melakukan pengrusakan dan menjaga kebersihan agar tidak dikritik sebagaimana demo sebelumnya.[6] Selain di Jakarta, aksi serupa juga diadakan di beberapa kota lainnya di Indonesia. [7]

Di Jakarta, perwakilan dari pengunjuk rasa diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Menkopolhukam, Wiranto dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla untuk mendiskusikan jalan keluar terkait kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki.[8] Pengunjuk rasa juga menuntut untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan meminta agar Presiden tidak mengintervensi penyelidikan kasus ini. Pada saat itu, Presiden sendiri sedang tidak berada di istana negara dengan alasan kunjungan untuk meninjau pembangunan stasiun kereta api di bandara Soekarno-Hatta
 
Aksi Bela Islam III Aksi 2 Desember
GNPF MUI selaku penyelenggara Aksi Bela Islam II mengungkapkan akan mengadakan kembali aksi serupa pada tanggal 2 Desember 2016. Habib Rizieq menyampaikan bahwa aksi ini akan berlangsung dengan super damai karena diadakan dalam bentuk ibadah bersama.[22]
Pernyataan ini mendapatkan tanggapan beragam. Ketua DPR RI, Ade Komaruddin memilih untuk tidak menanggapi aksi tersebut dan meminta wartawan untuk bertanya langsung kepada para penyelenggara.[23] Sedangkan Kapolri, Tito Karnavian mengancam tidak akan mengeluarkan izin untuk aksi tersebut karena khawatir akan ditunggangi.[24] Setelah terjadi kesepakatan antara pihak penyelenggara dan kepolisian, maka aksi ini dapat berlangsung dengan kegiatan yang berupa berdoa dan melakukan salat Jumat bersama. Presiden Joko Widodo hadir dalam acara ini dan disambut hangat oleh para peserta aksi





 

Rabu, 16 November 2016

Hari ini, 4 tahun yang lalu .....

Apalah bedanya hari ini dengan hari kemarin atau hari ini ditahun kemarin atau bahkan hari ini dengan hari esok. Bagi ajaran Islam, hari ini jelas harus berbeda dengan hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini dalam kontek keimanan kita kepada Allah. Dan Alhamdullilah, walaupun masih dalam tahap belajar dan berusaha, Insya Allah ayah berusaha untuk menjadi muslim yang lebih baik dari hari ke hari. 
Bukan bermaksud ria atau takabur, ayah sadar sepenuhnya bahwasanya usia ayah telah semakin berkurang hari demi hari, dan usia ananda Hanindiva juga semakin bertambah dalam angka tumbuh beranjak dewasa. Banyak waktu kita yang sudah dilalui bersama dan kesemuanya Insya Allah penuh dengan kebahagiaan dan rasa syukur. Ayah berani menjamin bahwa pertemuan kita yang sesaat sebelum ayah berangkat atau sesaat setelah ayah pulang mencari nafkah, ayah akan sekuat tenaga berusaha menciptakan sebuah pertemuan yang berkwalitas disela-sela pertemuan kita yang sesaat. Ditengah rasa lelah dan kantuk yang melanda, ayah harus bisa mengkondisikan dengan berusaha mencairkan suasana agar ananda hanindiva tetap memiliki kebersamaan yang penuh keceriaan baik itu dengan cara membacakan cerita, menemani mewarnai dan memberikan masukan dan penilaian atas hasil karya ananda, atau sekedar mengajak ananda menemani ayah makan malam ketika bunda telah kelelahan dan tertidur sedangkan ananda masih terlihat belum ada tanda-tanda kelelahan atau mengantuk dan sangat mengharapkan orangtuanya masih memiliki tenaga ekstra untuk menemani ananda menjemput kantuk.
Ayah juga suka merasa kecewa apabila bunda menuntut kita untuk menghabiskan waktu berdua saja misalnya entah itu sekedar berjalan-jalan di mall, belanja bulanan, atau undangan dan silahturahim tampa melibatkan ananda tercinta. mungkin bunda merasa bahwa kita berdua harus punya " me time " sendiri ditengah kesibukan kita berdua. Tapi tanpa melibatkan ananda, ayah rasa itu bukan sebuah keluarga. mudah"an bunda bisa mengerti mengapa saat itu terjadi ayah menjadi malas menanggapi oomongan bunda atau bahkan memasang wajah yang sangat tidak bersahabat. 
hari ini, 16 November 2016; 3 tahun yang lalu kita menghabiskan waktu di rumah sakit karena ananda hanindiva kena penyakit campak. hari ini 2 Tahun yang lalu, kita juga menghabiskannya di rumah sakit karena ananda demam tinggi dengan diaknosa awal TB, syukur Alhamdullilah hasil tes mantoux-nya negatif sehingga kita semua merasa sangat bersyukur. 
Dan hari ini, Ayah di kantor masih mencari nafkah dan begitupula dengan bunda, sedangkan hanindiva dengan sangat terpaksa harus kami titipkan pada embah karena secara mendadak, sabtu kemarin, 12 November 2016 pengasuh ananda WInda Utami memilih resign dan memutuskan untuk tinggal dikampung dengan alasan akan mengurus KTP. menurut bunda, sekitar 2 mingguan dan akan kembali lagi bekerja jikasaja kita pindah ke depok, Karena di rumah embah, mba winda merasa privasisasinya terganggu jilakau harus tidur di ruang tamu dan di kasur sofa pula. Jaman memang sudah berubah, dahulu pengasuh manut dan nurut apa kata pemberi kerja. Kenapa pas jaman ananda justru kita yang di dikte sama pengasuh ya.... Kalau ayah harus memilih, tentu saja sebagai seorang anak kita harus mengutamakan orang tua diatas segalanya, tapi sekali lagi situasi dan kondisinya sudah berubah. Makanya untuk langkah antisipasi darurat, kami memutuskan ananda untuk sementara dititipkan sama embah sampai kami mendapatkan seorang pengasuh yang baru yang bisa menerima situasi dan kondisi pekerjaannya, atau bunda berhenti bekerja. Sedangkan hutang ayah dan bunda untuk membeli rumah tempo hari masih harus kami cicil pembayarannya yang jika dihitung pakai akal manusia akan terlihat mengkhawatirkan dari sisi keseimbangan pasak dan tiangnya. Mungkin setelah situasi dan kondisinya memungkinkan opsi ini akan kami ambil. walaupun ketika ayah membaca artikel dibawah ini, ayah merasa sangat meringis. Doain kami ya nak, agar kami bisa menebus hutang yang katanya bisa membikin makan tidak enak dan tidurpun tidak nyenyak itu ;-(

Sadarkah Kalian yang Suka Menitipkan Anak Pada Orang Tua Kalian 
Ketahuilah Dosa nya..!
 
Di zaman saat ini ini, tak sedikit para ibu yang punyai pekerjaan di luar tempat tinggal menitipkan anaknya kepada kakek atau neneknya, entah semata-mata memberi sebagai bentuk bakti atau serupa gaji karena anak dititipi.

Tak dapat disangkal bahwa kewajiban mendidik anak adalah tanggungjawab utama orangtua kandung, karena mereka adalah amanat mulia yang dititipkan Allah pada kita dan insyaallah bisa menjadi investasi amal kebajikan di kemudian hari.

Namun, alih-alih memanfaatkan kesempatan menanamkan buah kebajikan pada anak, banyak orangtua yang mengalihkan sebagian besar waktu penjagaan kepada orang lain khususnya kepada ibu sendiri atau ibu mertua. Salah satu alasannya adalah demi mengejar karir.

Dalam masalah ini, cobalah kita bertanya pada diri kita sendiri dengan nurani. Apakah perbuatan kita tersebut bisa dikatakan benar dan bisa dibenarkan secara syariat atau tak?

Pertama, tanyakan dalam hati sanubari kita, apa sebenarnya yang melandasi perbuatan tersebut? Apakah karena orangtua kita lebih baik dalam mendidik anak-anak kita  Atau hanya demi mengejar karir?
 

Kedua, pastikan apakah orangtua kita merasa terhibur dengan kehadiran cucu-cucu di rumahnya setiap hari? Atau malah mengganggu kesibukan mereka, orangtua kita dengan usianya yang semakin senja dan tubuh yang tak seoptimal dahulu malah merasa kelelahan dan terbebani.

Apalagi jika kita tak memberikan bakti berupa uang lagi setelah orangtua kita berhenti menjaga anak-anak kita. takkah hal itu akan membuat orangtua merasa bahwa mereka hanya digaji karena menjaga anak-anak kita?
Perhatikanlah, jika niat kita hanya meraih jenjang karir yang tinggi kemudian orangtua terbebani maka perbuatan kita termasuk dzalim dan hal itu merupakan dosa.

Dosa karena telah mengesampingkan kewajiban mendidik anak sekaligus mendzalimi orangtua kita. Naudzubillah min dzalik.

 



  

Jumat, 11 November 2016

Kelak Bila Anakku Bertanya "Ayah Sedang di mana Saat Kitab Suci Dihina?

MUNGKIN BESOK ANAK KITA AKAN BERTANYA, DIMANA AYAH SAAT KITAB SUCI KITA DIHINA?


Ketika Kelak Anakku Bertanya “Apakah tahun 2016 Ayah masih muda?” tanya anakku.
“Iya, Ayah masih muda. Masih gagah,” jawabku.
“Apa benar tahun 2016 terjadi penistaan al Qur’an?” tanyanya menggugah ingatanku.
“Iya, benar. Telah terjadi penistaan al Qur’an dan pelecehan terhadap ulama waktu itu,” jelasku.

“Ayah, saya baca di beberapa tulisan, tragedi itu menyulut reaksi ratusan ribu kaum muslim seluruh Indonesia. Mereka menuntut agar penista al Qur’an dihukum. Ayah ada di mana waktu itu?”
Aku membayangkan jika kelak anak-anakku bertanya tentang hal. Ya, sekira 15 atau 20 tahun yang akan datang, mereka membaca atau mendengar telah terjadi tragedi penistaan al Qur’an tahun 2016.

“Waktu itu Ayah masih muda, masih gagah. Dimana Ayah diantara ratusan ribu orang itu?”
“Ayah, apa yang Ayah lakukan ketika al Qur’an dinistakan?” Kira-kira jawaban apa yang kelak aku berikan kepadanya?
Apakah aku akan menjawab, “Nak, waktu itu Ayah sibuk bekerja.”
Jangan-jangan aku menjawab, “Nak, itu bukan urusan Ayah. Ngapain Ayah ikut rame-rame begituan, dapat apa coba, kaya’ kurang kerjaan aja.”
Dan, anakku berkata, “Ayah, al Qur’an dilecehkan Ayah diam saja. Menganggap itu bukan urusan Ayah. Lalu urusan Ayah apa?”

Lamunanku buyar seketika.

Tidak! Aku akan berkata kepada anakku kelak. “Nak, Ayah ada di barisan terdepan. Ayah ada diantara jutaan orang itu.”

*"Ayah akan berangkat, Nak. Kelak Ayah akan cerita kepadamu bagaimana masa muda Ayah."*

Sumber: NU Garis Lurus

Allah memang maha mengetahui apap yang akan terjadi.
Al Maidah 54: _"Allâh akan munculkan kaum yang benar2 Allâh mencintainya, dan mereka mencintai Allâh. Bersikap lembut pada mu'minin dan keras pada orang2 kafir. Tidak takut untuk berjihad dan tidak takut dicela"_

Al-Maidah ayat 51 itu luar biasa.
Ayat2 setelahnya perlu dibaca juga....
Al Maidah 52: _"bahwa kita akan melihat kemunculan orang2 *munafik* yang merapatkan diri justru pada orang yahudi dan nasrani tersebut untuk minta perlindungan. Dan Allâh akan menurunkan putusan-Nya yang membuat orang2 munafik itu menyesal"_
Al Maidah 53: _"akan makin jelas mana orang beriman, mana orang2 munafik"_
Al Maidah 54: _"Allâh akan munculkan kaum yang benar2 Allâh mencintainya, dan mereka mencintai Allâh. Bersikap lembut pada mu'minin dan keras pada orang2 kafir. Tidak takut untuk berjihad dan tidak takut dicela"_
Saat ini br terjadi ayat 52 (kemunculan org munafik......) dan 53 (akan makin jelas, mana org beriman , mana org munafik 
Semoga kita menjadi bagian dari apa yg disebut didalam al maidah 54, Aamiiiiin.
(Abu daffa)

Selasa, 25 Oktober 2016

Ayah Belajar berdagang

Anakku tercinta, mungkin bagi sebagian orang, menjadi seorang karyawan yang bekerja dikantor ber ac dengan posisi yang lumayan lengkap denagn segala fasilitas yang diberikan menjadi impian banyak orang. tapi tidak dengan ayah. sekali lagi ayah ulangin, TIDAK DENGAN AYAH. 
Pertama, ayah tidak bekerja dengan mendapatkan fasilitas layaknya seorang pejabat seperti kendaraan atau tunjangam perumahan dsb. 
Kedua, pekerjaan ayah tidak memberikan kebebasan dalam mengatur waktu kerja secara dinamis. Bahkan ketika kita berbincang atau ke kamar mandi untuk waktu yang lama sebagaimana kebiasaan ayah ketika pup yang menghabiskan waktu antara 10-20 menit itu merupakan suatu penilaian negatif dari pimpinan yang menginginkan kita bekerja seperti robot didepan komputer dan duduk manis sehingga meninggalkan sisi humanis kita sebagai manusia. 
Dan yang ketiga dan terakhir walaupun jika lebih diperinci ayah masih akan banyak menemukan hal lainnya yang mungkin akan sangat panjang jika dijabarkan disini adalah mengenai kebebasan finansial yang sekaligus menjadi alasan fundamental. Karena kita keluar rumah dari pagi buta sampe matahari tenggelam menghabiskan waktu yang sangat berkwalitas demi perusahaan atas nama sebuah loyalitas dan mengorbankan kebersamaan kita sebagai sebuah keluarga untuk mengdapatkan gaji yang hanya cukup untuk hidup sederhana. bahkan untuk membeli sebuah rumah bersubsidi pemerintah sekalipun, ayah dan bunda terpaksa mengencangkan ikat pinggang demi membayar cicilan uang mukanya yang menghabiskan hampir setengah dari pendapat kita berdua. Sedangkan owner atau pemilik perusahaan datang seenaknya - pulang sesukanya - bekerja semaunya tapi mendapatkan semuanya. subhanallah sekali ya nak......... 
Itulah mengapa sejak ayah mengenai seorang bos bernama Buchori Nasution waktu ayah bekerja dengannya selama kurang lebih 10 tahun, banyak wawasan dan ilmu yang ayah dapat dari beliau. Salah satu yang masih sangat terngiang ditelinga ayah adalah ketika dia mengejek rekannya yang menjadi salah satu pejabat pribumi disebuah perusahaan asing bergaji besar dengan segudang fasilitas yang diterimanya tidak menjadikan dia bebas mengatur waktu, "bahkan untuk mengisi seminar duduk bersama saya disini kamu harus minta ijin sama bos kamu" tutur pak BN dalam sebuah pelatihan pendidikan yang melibatkan saya dalam penyelenggaraannya. Sedangkan saya, hanya cukup mendiskusikan dengan sekretaris saya mengenai agenda saya setiap minggunya tanpa perlu minta ijin kepada siapapun kecuali dengan tuhan dan Istri saya biar dia tidak curiga yang langsung disambut gemuruh audience.
Menurut beliau, lebih baik jadi bos di kolam kecil daripada jadi kuli dilautan. duh, ngena banget ya. dan hebatnya lagi, selama kami ber 10 bekerja dengan beliau guna menularkan kurikulum leadership di Jl. Utan kayu 20A, tidak pernah sekalipun beliau mengintervensi kita dalam bekerja. Semuanya dijadikan partner dalam bermitra.
Dalam tulisan ayah kedepan, Insya Allah ayah akan banyak bercerita mengenai beliau dan pemikirannya mengenai bagaimana me manusiakan manusia lewat pendidikan yang seharusnya kita lakukan terhadap anak cucu kita sehingga ananda hanin bisa menularkannya kembali ke orang sekitar. 

Kembali ke awal tulisan ayah diatas, impian terbesar ayah adalah bukan sebagai kuli, tapi sebagai insvestor kalau bahasa BN untuk hirarki tertinggi dari quardran karier yang 4 sisi. Sebagai kuli (karyawan), pekerja sendiri (dokter, pedagang) wiraswasta (owner perusahaan) dan yang terakhir (insvestor). 



Salah satu langkah untuk berganti quadran adalah menyiapkan mental ayah menjadi seorang pedagang. Alhamdullilah ada beberapa usaha yang sudah ayah rintis yang salah satunya adalah berdagang baju anak kecil dagangan temennya bunda waktu kuliah di as syafiiyah tante dika, dan yang terakhir jualan coklat hasil searching promo harga murah dari internet pada awal bulan ini (oktober 2016) dibantu sama bunda yang juga alhamdullilah laris manis. 
Mungkin ayah tampa bunda apalah artinya begitu juga dengan bunda tanpa ayah. klo boleh sedikit sombong, karier bunda sedikit banyak ada campur ayah disana. seperti memaksa bunda kuliah disaat bunda bahkan berpikir kearah sanapun baru sebatas angan saja. Ayah yang memaksanya, bahkan mencarikan kampus yang masih menerima mahasiswa karena sampai bulan september bunda belum juga mendaftar kuliah dengan alasan tidak punya duit. Sampai akhirnya bunda bisa kuliah di pondok gede yang jaraknya lumayan jauhhhhh dari rumahnya di daerah gondrong.  
Singkat cerita alhamdullilah, dengan doa, tekad dan keinginan yang kuat ditengah kondisi bunda yang tengah hamil ananda Hanin, bunda berhasil menewati proses sidang dan lulus dengan nilai baik. 
Sedangkan bunda bagi ayah, dia adalah sisi ekstrofet tersembunyi dari sisi ayah yang coba di ejawantahkan oleh bunda kedalam aplikasi kehidupan kita. Ketika ayah sibuk sebagai back office, bunda adalah seorang marketing sekaligus team penyerang. Seperti ketika ayah sibuk mempelajari brosur rumah misalnya, bunda adalah bagian yang menggedor staf penjualan sekaligus eksekutor dan bagian komplain yang berkoar-koar ketika ada saatnya kita harus berteriak mensuarakan hak kita.

Kamis, 13 Oktober 2016

Cerita-cerita Ayah dan bunda sebelum tidur

Kalau ayah tidak salah perhitungan, sejak umur 2 tahun menginjak tahun ke 3, sudah menjadi aturan tidak tertulis bahwasanya sebelum tidur, biasanya nanda Hanindiva minta diceritakan sebuah cerita. Entah itu dongeng difable, maupun cerita keseharian lainnya. Minat ananda terhadap sebuah cerita atau dongeng sangat antusias sekali. Mungkin memang karena sejak dalam kandungan sudah terbiasa mendengarkan bundanya bercerita saat mengajar makanya ketika beranjak besar, naluriahnya mulai terstimulus kearah sana. 

Awal muasalnya dimulai ketika bunda mendapatkan buku-buku lungsuran perpustakaan yang sudah tidak layak menurut mereka sehingga secara spontan bunda minta untuk dibawa pulang. Kalau dilihat secara fisik, masih boleh dibilang sangat layak untuk ukuran kami. hanya dengan bermodalkan silotip biasanya untuk beberapa bagian yang robek, bunda mulai memperkenalkan buku. Diawali dengan cerita ringan seputar gambar berwarna yang ada pada buku, mulai membacakan sambil posisi tangan mengikuti alur teks yang ada ketika membacakan. ditambah lagi beberapa video anak diva yang juga memiliki kemiripan nama dengan nanda hanin yang ayah dapat dengan cara mendowloade via youtube yang menceritakan beberapa kisah keseharian mengenai anak sekolah semakin menstimulus antusiah nanda Hanin dalam mengeksplor perkembangan dunia sekitarnya yang mulai terbentuk.

 


Kamis, 08 September 2016

ISTRI INGIN BEKERJA.

Mungkin ini sudah yang kesekian kalinya kalo Hanindiva protes ketika bunda bekerja dan sangat gembira ketika bunda libur atau sakit seperti kemaren minggu, 4 september 2016 dan tidak masuk kerja sampe hari selasa, 6 september 2016 karena diare. Bagi ananda hanindiva, sakitnya bunda adalah bahagianya ananda. karena, dengan sakitnya bunda berarti ananda ada guru privat sekaligus teman bermain yang paling hebat. Dan sudah berkali-kali pula bunda bilang klo seandainya sudah memiliki 2 anak mau berhenti kerja dan full ngurus rumah tangga dan ngasuh anak saja. 


Bagi ayah, bekerja ataupun tidak bekerja, kalau untuk sekedar makan saja, Insya Allah rejeki yang Allah kasih melalui ayah lebih dari cukup untuk menghidupi kita semua. dan ayah juga yakin bahwa setiap anak pasti membawa rejekinya sendiri. ketika Allah memberikan kita anak, maka Allah juga telah mempersiapkan juga rejekinya buat anak tersebut. Dalam pikiran sederhana ayah mengapa mengijinkan bunda bekerja adalah, embah bukanlah pensiunan pegawai negeri seperti enin yang mendapat pensiunan tiap bulan, memang tidaklah besar jika kita melihat keatas. Tapi bagi yang pandai bersyukur, pensiunan yang enin terima lebih dari cukup untuk menghidupi dirinya selama 1 bulan. Jika berkaca pada situasi diatas, ayah ingin memberikan kesempatan kepada bunda untuk berbakti kepada embah lewat uang hasil jerih payahnya sendiri. Jika bunda bekerja otomatis uang yang bunda dapatkan bisa secara leluasa dialokasikan secara lebih dinamis ketimbang jika uang itu dari hasil pemberian ayah. Secara perhitungan, ada atau tidaknya alokasi dana tertentu kepada embah, Allah maha kaya. dan DIA sangat tau akan kebutuhan hambanya. Keberkahan atas rejeki yang kita terima sesungguhnya  berimbang dengan alokasi yang kita keluarkan. semakin banyak alokasi yang dikeluarkan untuk sesuatu yang di ridhoi Allah, pasti Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. 

Seperti biasa, ayah melampirkan sebuah narasi buat bahan referensi.

Istri ingin bekerja
Abang, aku mau kerja!”
“Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :)”
“Itu, tetangga kita, dia kerja!”
“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Abang dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
“Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
“Nanti, tunggu Abang meninggal dunia.”
“Apa-apaan sih?”
“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”
“Tapi kebutuhan kita makin banyak, Bang”
“Kan Abang masih kerja, Abang masih sehat, aku masih kuat. Akan Abang usahakan, InsyaAllah.”
“Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Abang untuk saat ini tidaklah cukup.”
“Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih. Mengapa Abang bilang begitu? Karena Allah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”
“Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”
“Istri Abang yang Abang cintai, dari perut sampai lahir, sampai sebelum Abang bisa mengerjakan pekerjaan Abang sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Abang belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Abang yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Abang akan meminta Ibu untuk mengurus anak Abang juga?”
“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Bang?”
“Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”
“Jadi, kita harus bagaimana?”
“Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah. Jangan khawatir! Mintalah pada-Nya. Atau begini saja, Abang ada ide! Tapi Abang mau tanya dulu.”
“Apa, Bang?”
“Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”
“Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Bang. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”
“Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? anak terurus, rumah terurus, Abang terlayani, uang masuk terus, InsyaAllah. Keren, kan?”
“Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
“Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
“Apa?”
“Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”
“Iya, Bang, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
“Kita ini partner, sayang. Abanglah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaAllah jika menurut Allah baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
“Tapi, Bang?!”
“Abang tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa berkah?”
“Aku ingin kita hidup kaya dan berkah.”
“Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. InsyaAllah kaya dan berkah.”
“Kalau tidak kaya?”
“Kan masih berkah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”
“Apa, Bang?
“Pilihlah pintu surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”
***


Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” 
[H.R. Muslim]

Rabu, 07 September 2016

Ulangtahun bunda

Anakku Tercinta, Hanindiva Amirah Mazaya, hari dimana tulisan ini dibuat oleh ayah, rabu 07 september 2016 dalam rangka merubah pola pikir mengenai perayaan hari ulang tahun yang secara kebetulan juga bertepatan dengan hari ulangtahun bunda Henny Handayani yang ke 32 tahun yang lalu, atau tepatnya 07 september 1984. 
Memang sengaja ketika ayah pulang dari kantor sore kemarin, ananda Hanindiva berkata kepada ayah bahwa besok bunda berulangtahun. Ayah spontan menjawab bahwa dalam Islam tidak ada perayaan ulang tahun Insya Allah, mulai tahun ini juga, ayah akan meniadakan momen memberikan jam tangan, bunga, kue ulang tahun dalam rangka perayaan hari ulang tahun. Membeli bunga, memberikan hadiah, bahkan kalau untuk sekedar ingin makan kue, mengapa juga harus menunggu ulang tahun.

Dalam group wa keluarga Djoemadi ayah juga melampirkan tulisan mengenai cara Islami "ulangtahun" adalah tidak merayakannya, yang di unggah oleh ayahnya farellya dalam group wa keluarga Rd. E Wihardja. 
mungkin secara tidak langsung, beliau ingin mengajarkan sebuah tradisi baru dalam kehidupan keluarga beliau bahwa sesungguhnya perayaan ulangtahun dalam Islam tidaklah sebagaimana yang biasa dilakukan oleh orang kebanyak saat ini, seperti membeli kue, atau merayakan dengan kumpul bareng dan makan-makan sebagai perwujudan syukur atas kelahiran seseorang yang harus dirayakan sebagai momen yang tak terlupakan. Untuk ananda ketahui, bahwa hari ini adalah juga merupakan hari ulangtahun dari bunda farellya, Yessi Handriani yang jatuh pada tanggal 07 September 1975.


Untuk kamu ketahui kelak nak,  seorang pemimpin keluarga tidaklah sesederhana yang banyak orang pikirkan, tapi dia adalah seorang sosok lelaki hebat yang harus bisa membawa keluarganya selamat dari api neraka. Karena setiap dosa istri dan anaknya yang mereka lakukan, tidak terlepas juga dari pertanggungjawaban kepala rumah tangganya dalam mendidik istri dan anaknya. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
 

[at-Tahrîm/66:6]


RASULULLAH SAW SENDIRI PERNAH MERAYAKAN HARI KELAHIRAN BELIAU SENDIRI YAITU DENGAN BERPUASA PADA HARI SENIN.

Ketika ditanyakan oleh para Sahabat, Rasulullah SAW menjawab:

فيه ولدت وفيه أُنزل عليَّ

“Itu adalah hari kelahiranku dan hari diturunkan wahyu atasku”.(H.R. Muslim)

Hadits ini tersebut dalam kitab Shahih Muslim jilid 2 halaman 819. Hadits ini menjadi dalil/hujjah yang kuat untuk pelaksanaan maulid, walaupun dilakukan dengan cara yang berbeda, bukan dengan berpuasa seperti Rasululah SAW melainkan dengan menyediakan makanan dan berzikir serta bershalawat, namun ada titik temunya yaitu mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad. Imam As-Sayuthy menjadikan hadits ini sebagai Dalil Hukum Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan sikap yang Islami dalam menghadapi hari ulang tahun adalah: tidak mengadakan perayaan khusus, biasa-biasa saja dan berwibawa dalam menghindari perayaan semacam itu. Mensyukuri nikmat Allah berupa kesehatan, kehidupan, usia yang panjang, sepatutnya dilakukan setiap saat bukan setiap tahun. Dan tidak perlu dilakukan dengan ritual atau acara khusus, Allah Maha Mengetahui yang nampak dan yang tersembunyi di dalam dada. Demikian juga refleksi diri, mengoreksi apa yang kurang dan apa yang perlu ditingkatkan dari diri kita selayaknya menjadi renungan harian setiap muslim, bukan renungan tahunan.

Mungkin sebuah momen yang pas ketika banyak orang yang merayakan hari ulangtahun yang mengambil dari budaya yang tidak Islami lalu mencoba di Islamisasi dengan mengganti kata ulangtahun dengan milad dan atau meniadakan momen tiup lilin yang biasa banyak dilakukan oleh orangtua murid bunda disekolah yang konon katanya sekolah Islam tapi masih mengakomodir ajaran perayaan ulangtahun. Disini ayah liat bahwa, ayah toto ingin mendidik keluarganya mengenai bagaimana seharusnya kita berprilaku Islami atas setiap perjalanan hidup ini sebagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya. 

Ulang tahun adalah sesuatu momen berharga bagi kebanyakan orang. Padahal ulangtahun hanyalah pengulangan tanggal dan bulan yang sama dengan tanggal dan bulan hari lahir kita.  Sebagian orang bahkan rela mengeluarkan banyak uang untuk membuat meriah hari ulangtahunnya atau hari ulang tahun orang yang dicintainya.  Padahal jika dipikir-pikir dengan hati yang bersih, akal sehat dan penuh kedewasaan maka ulang tahun hanyalah sesuatu hal yang membuat diri kita sedih dan berpikir akan banyak hal.

Beberapa Arti Ulang Tahun / Makna Ultah yang Suka Dilupakan Orang :

1. Bertambah Tua

Orang yang berulang tahun berarti orang tersebut umurnya bertambah sehingga ketuannya bertambah dan kemudaannya berkurang.  Pada awalnya memang seseorang akan tumbuh dan berkembang menjadi orang yang dewasa serta muda secara fisik.  Namun secara perlahan-lahan tubuh seseorang akan mengalami penuaan sehingga pada akhirnya akan menjadi tua renta yang tidak menarik seperti dulu lagi.

2. Merasa Sedih

Semakin tua maka umur seseorang akan semakin dekat dengan ajalnya.  Mati merupakan sesuatu hal yang pasti akan terjadi di mana setiap manusia maupun jin tidak akan tahu kapan dirinya akan mati meninggalkan dunia yang fana ini untuk menuju ke alam berikutnya.  Merayakan ulang tahun merupakan suatu kepalsuan karena pada dasarnya yang seharusnya dirasakan adalah kesedihan.  Sedih karena menjadi lebih tua secara fisik, dan sedih karena akan segera meninggal dunia cepat maupun lambat.

3. Keharusan Bertambah Dewasa

Tentu tidak akan terlihat pantas apabila orang yang secara fisik terlihat dewasa namun kelakuannya seperti anak-anak pada umumnya.  Walau pun tidak wajib namun untuk menjadi orang dewasa yang sesungguhnya maka seseorang harus menjadi lebih baik, lebih berpikir dewasa, lebih bijaksana, lebih menjaga diri, lebih peduli, lebih cerdas, dan lain-lain dari sebelum-sebelumnya.

4. Tidak Menambah Umur

Membuat suatu perayaan ulang tahun atau pesta ulang tahun tidak akan menambah umur seseorang.  Seseorang pun bisa jadi mengalami meninggal dunia pada saat merayakan ulang tahunnya sendiri.  Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa hal-hal yang mungkin dapat menambah umur manusia antara lain seperti do'a, sedekah, tasbih, sedekah, dan lain-lain.

5. Ulang Tahun Palsu

Banyak orang yang merayakan ulang tahunnya dengan menggunakan kalender masehi yang didasarkan atas perhitungan revolusi planet bumi terhadap matahari.  Padahal sistem penanggalan yang diakui dan digunakan oleh Allah SWT adalah sistem penanggalan hijriah yang didasari atas fase-fase bulan.  Dengan begitu akan ada dua ulang tahun yang berbeda dalam satu tahun.  Jika bingung, maka sebaiknya pilih saja tidak merayakan ulang tahun sebagaimana yang dicontohkan oleh suri tauladan kita 1400 tahun yang lalu.  Yang patut dirayakan sebesar-besarnya adalah dua atau tiga kali hari raya saja setiap tahun.

Itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang ulang tahun.  Ulang tahun adalah sesuatu hal yang tidak perlu untuk dirayakan dengan senang riang gembira.  Ulang tahun perlu disikapi dengan bijaksana, bukan hanya sekedar mengikuti trend atau budaya yang berlaku setempat saja.  Daripada membuang-buang uang untuk merayakan ulang tahun dan menyusahkan orang lain untuk membantu diri kita merayakan ultah, maka sebaiknya disedekahkan saja kepada orang lain yang ada di sekitar kita yang membutuhkan.

Pesan terakhir dari tulisan ini, ayah punya sebuah narasi indah yang ditulis oleh istri teman ayah dikantor, ketika teman ayah berulang tahun. semoga bisa menjadi bahan renungan buat kita bersama. 


  Ulang Tahun Suamiku...

Azizah Hudan·25 Mei 2016

Ulang Tahun itu.....

Angkanya bertambah, jatah hidupnya berkurang...

Pagi ini juga hari-hari sebelumnya saya lagi-lagi tidak mengucapkan selamat kepada suami saya untuk ulang tahunnya, tidak juga mendo'akan sesuatu yang special di moment pertambahan angka nya.. begitu juga suamiku, dia juga ga pernah mengucapkan selamat atau do'a di sebuah moment yang kayanya special... bukan dendam, bukan juga karena tidak romantis.. bukaaan... tapi emang itu bukan budaya dan kebiasaan keluarga kami...

kata-kata suami saya yang makin buat saya tidak mau ngucapin selamat adalah : “jatah hidupku tinggal berapa lama lagi ya....” kata-kata yang ringan dari mulut suami saya tapi bikin saya nangis seketika, “jangan ngomong gitu dooong, gimana kalau kita ternyata punya anak tapi kamunya ga ada...., aku ga mau sendiriiiaaaan”

suami saya cuma peluk saya sambil bilang :”gaa gitu... 6 tahun lagi aku 40, terus abis itu 10 tahun kemudian 50, setelah itu makin deket ke 63 tahun... usia Rasulullah aja cuma sampai 63, aku dikasih jatah berapa lama ya...”

jadi cukup bisa dibayangkan kenapa saya tidak memberi selamat untuk pertambahan angka yang menandakan jatah hidup berkurang.. kalau saya kasih selamat artinya saya senang jatah hidup suami saya berkurang,,, keliatannya mikir kejauhan, mungkin kami bukan orang kebanyakan... anggaplah seperti itu.. tapi inilah kami... Tapi saya tetep berterimakasih untuk semua do’a yang dihaturkan untuk suami saya... semoga Allah membalas kebaikan teman-teman semua.. :)

terimakasih suamiku, untuk kata-kata yang bikin saya nangis lagi pagi ini... semoga hidup kita selalu diberkahi Allah Subhahuwata’ala, aamiiin


cc : Yusdi Barkah Syabana

Rabu, 20 Juli 2016

Anakku adalah amanahku

  1. Sering aku lupa bahwa mereka bukanlah milikku yang bisa disisiku selamanya tanpa batas waktu, yang takkan pernah berpisah
  2. Aku juga lupa, bahwa mereka bukanlah bawahanku yang terus menerus kusuruh dan perintah, dengan bentakan atau pukulan
  3. Aku lupa bahwa mereka adalah amanah, yang Allah titipkan untuk dibimbing dan diarahkan, agar hanya menyembah pada-Nya
  4. Bahwa mereka adalah ujian bagiku, apakah aku mampu memberi yang terbaik bagi Allah dari mendidik dan membesarkan mereka
  5. Amarah mengalihkan kenyataan, bahwa mereka hanya anak-anak yang belum memahami, belum mengerti, bahkan belum dihisab
  6. Bukankah aku orangtua, yang artinya kita seharusnya lebih paham, lebih mengerti, lebih bijak, lebih sabar, lebih tenang dan taat?  
  7. Emosi menyuruhku untuk menyalahkan diri mereka, padahal akulah yang harus disalahkan sebab gagal mengarahkan pada kebaikan
  8. Kadang aku lupa, salahnya anak kecil tak dihitung Allah, tapi aku menghitung-hitungnya hingga naik pitam dan naik darah
  9. Kadang aku lupa, senyumnya dan tawanya, begitu mudah mereka melupakan jahatnya diriku, terus menyambutku dengan senang
  10. Kadang aku lupa, tak selamanya bisa memeluk mereka, menasihati mereka, bersama-sama dengan mereka, beribadah bersama  
  11. Kadang aku lupa, tak harus aku lebih dulu yang menemui Allah, bisa jadi malah sebaliknya, bisa jadi, sangat bisa jadi mereka lebih dulu
  12. Kadang aku lupa, satu masa kelak aku menua, dan aku akan lebih menyebalkan dibanding mereka, jauh lebih merepotkan
  13. Kadang aku lupa, adalah tugasku membimbing dan mengarahkan, adalah tugasku dibanggakan, diandalkan, panutan taat...
*share dari group wa temen smp ayah

Rabu, 13 Juli 2016