Kamis, 11 April 2019

Akhirnya bisa pulang kampung juga ...

Allah adalah sebaik-baiknya perencana. Ketika kita merencanakan sesuatu, Allah jualah yang menentukannya. Begitu juga dengan keluarga kita. Sudah sangat lama ayah dan bunda berencana ingin sekali berkunjung ke kampung halaman embah di kutoarjo, Sebuah rencana yang sudah kita susun sesaat setelah ayah dan bunda menikah. 
Desa Tanjungrejo, yang masuk kedalam wilayah kecamatan Kutoarjo kabupaten Purworejo Jawa tengah dimana embah kakung Suprapto dan orang tua embah putri Sri Suyantin berasal. Keluarga besar embah kakung adalah orang Kutoarjo asli. Ayahnya embah kakung adalah pensiunan anggota TNI yang meninggal persis 10 tahun setelah Embah kakung Suprapto meninggal. Mbah Moein, begitu orang memanggilnya. Sosok pensiunan tentara yang mengisi masa pensiunnya dengan cara bertani. 
Ketika Embah kakung Suprapto mulai sakit, beliau sebagai orang tua yang sangat mencintai anaknya memutuskan untuk menjemput embah pulang ke Kutoarjo untuk mendapatkan perawatan dirumah sakit militer dimana beliau tinggal dan berdinas semasa masih aktif menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia. Sayangnya Allah lebih sayang kepada beliau. Diusianya yang masih relatif muda, beliau dipanggil sama Allah dengan meninggalkan 2 orang anaknya, bunda Henny dan Anti Indri.  Ada kisah sedih dimana saat beliau meninggal, embah Sri Suyantin Justru tidak bisa melihat saat-saat terakhir suaminya karena kabar duka tersebuh tidak sampai kepadanya hingga dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Krapyak Desa Tanjungrejo lokasi
Dan ayah harap, apapun alasannya, semoga bisa menjadi ladang amal buat embah atas keikhlasannya melepas kepergian sang suami tercinta menghadap panggilanNya. 
https://goo.gl/maps/Jy2zeoU54LoQCKug8
Mungkin bagi sebagian besar orang, bersilahturahim dengan sanak saudara merupakan hal wajib yang harus dilakukan saat lebaran tiba. begitu juga dengan ayah dan bunda. tapi lebaran kali ini mungkin akan menjadi beda. Ya, setelah hampir 8 tahun kami menikah, akhirnya Ayah dan bunda bisa menggunjungi makan embah kakung ananda, bapak Suprapto yang telah meninggal saat bunda berumur sekitar 6 tahun. Saat dimana seorang anak sedang butuh kasih sayang yang teramat besar akan ayahnya.Takdir memang sudah ditentukan jauh sebelum kita lahir, begitu juga dengan bunda. 
 
Syukur Alhamdullilah embah punya rejeki dan akhirnya kita semua bisa berangkat nyekar kesana pada tanggal 6 - 9 April 2019.  Naik kereta sawunggalih dari stasiun senen pukul 08.00 pagi. Anti berangkat dari rumah langsung ke stasiun dan kita bertemu disana. Untuk pertama kalinya ayah dan ananda Hanin naik kereta ke jawa dan kali beberapa bunda karena katanya dulu bunda pernah kesana selepas embah Prapto meninggal dan sempet pula tinggal beberapa saat disana.


Kita tinggal dirumah Mbah ning, adik mbah Prapto yang kebetulan paling dekat dengan makam. Dahulu suaminya yang seorang polisi yang bertugas di jakarta minta mutasi ke daerah besole karena ingin berbakti kepada orang tuanya yang sudah sepuh. dan kebetulan mertua dari mbah yul itu berdekatan dengan makam dan rumah besar dari mbah muin. hanya beberapa menit saja mengendari mobil. Rumahnya enak dan adem, jalannya masuk mobil tapi bukan jalan utama jadi nga bising. dibelakannya ada mushola yang dibangun di tanah keluarga pak Polisi menambah kesejukannya. Lokasi 
Disana kita juga ketemu dengan saudara embah yang lain yang kebetulan juga sedang ke purwerojo seperti mba yul yang suaminya dinas di Irian yang kebetulan lagi tugas belajar di Jogjakarta sehingga bisa mampir ke Purwerejo sekalian reunian sama teman sma nya. Dan Mbah Kanta, kakk tertua Mbah Prapto yang memang rutin nyekar ke purworejo sekalian liatin rumah besar uyut.
Hari kedua, Ahad, 7 April kita menyewa mobil untuk ziarah ke makam dan mengunjungi rumah peninggalan Uyut muin mulai dari pagi sampai siang. Selepas ashar kita keliling kota Purworejo dan mampir berbelanja di mall laris kutoarjo sebentar sampai magrib. Seninnya istirahat guna persiapan pulang selasa pagi. Kita sampai kembali di Jakarta Sekitar jam 2 siang sudah sampai stasiun senin. Alhamdullilah perjalanannya menyenangkan dan syarat kenangan.Oiya anti Indri turun di stasiun Bekasi karena lebih deket pulannya jadi kita pisahan deh di Bekasi.