Ayah masih ingat banget saat pertama kali ananda Hanin ikut perlombaan 17 agustusan di pengajiannya bu guru Dede sekitar 2 tahun yang lalu dan ananda tidak memenangkan satupun perlombaan yang diikuti karena saat itu kondisinya ananda Hanin merupakan peserta yang paling kecil diantara peserta lainnya. Tetapi yang ayah salut, itu semua tidak menyurutkan niatan ananda Hanin untuk memeriahkan perlombaan yang diadakan oleh bu guru Dede.
Ayah langsung protes kepada bunda saat tau pembagian kategori perlombaan yang diadakan dimana penggolongan peserta hanya dilihat dari postur tubuh dan fisiknya saja yang jika dilihat sepintas ananda mendapatkan rekan sebaya yang sepantar walaupun ternyata mereka jauh diatas ananda baik dilihat dari segi usia dan fisiknya.
Tapi sekali lagi, the show mush be go on....
pertandingan selesai dan hasilnya adalah; ananda nangis karena perlombaan memindahkan ikan yang ananda ikuti masih tersisa beberapa sedangkan peserta lain telah menyelesaikan pertandingan.
Tak apa, dibalik kekalahan ini ada sebuah pelajaran yang bisa dipetik. Tangis ananda kali ini Insya Allah tidak membuat ananda menjadi patah semangat tetapi justru menjadikan ini sebuah perjuangan hidup kelak jikalau engkau dewasa. Banyak halangan dan rintangan dalam setiap kehidupan yang kelak akan kau temui, dan disaat itu mungkin ayah dan bunda tidak bisa hadir untuk membantu sehingga ananda harus menghadapinya seorang diri. Satu pesan penting dari ayah, "seberat apapun cobaan dan ujian yang dihadapi, libatkanlah Allah. karena sesungguhnya kita adalah mahluk yang lemah dan Allah adalah sebaik-baiknya penolong. Pintalah dalam sujudmu nak. Insya Allah ayah dan bunda akan ikut tersenyum ketika ananda berhasil melewatinya". Doa kami yang terbaik buat ananda.
Agustusan 2018
Kini ananda sudah sekolah di raudhatul atfal miftahul huda. dan kali ini perayaan kemerdekaannya di sekolah dengan 2 perlombaan yang hanya boleh diikuti salah satunya saja. Dan dengan mantab ananda hanin memilih untuk mengikuti lomba mewarnai. Malamnya bunda memberikan sedikit wejangan yang sedikit membesarkan ananda bahwa kemenangan itu tidaklah selalu penting, karena sesungguhnya proses meraih sebuah kemenangan jauh lebih penting. Sebenarnya kalau boleh ayah dan bunda jujur, ini juga sebagai antisipasi menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi seandainya kemenangan kali ini juga belum memihak kepada kita. Sebuah pesan yang diharapkan bisa menguatkan mental dan semangat ananda dalam bertanding keesokan harinya.
Ketika bunda pulang kerja, dengan bangganya ananda menyambut bunda sambil membawa piala kemenangan ditangan untuk menunjukkan kepada bundanya bahwa ananda berhasil mendapatkan juara pertama, iya juara satu pertama dalam hidupnya. bukan maen senangnya kalian berdua. Penantian setahun kemaren terbayar sudah. Alhamdullilah, ternyata kami berdua tidak menyangka sama sekali, ternyata ananda hanin bisa menang. bukan masalah hadiannya, tetapi sekali lagi ini adalah sebuah proses perjuangan dan latihan yang ananda Hanin alami.
Selama ini ayah dan bunda berbagi peran mulai dari menyiapkan gambar disela-sela waktu lenggang ayah dikantor dan bimbingan bunda dalam setiap ananda mewarnai gambar yang ayah bawa pulang dari kantor. Lelah bunda sepulang mengajar yang juga harus membimbing ananda belajar yang kadangkala disambi mengerjakan pekerjaan rumah yang lainnya terbayar sudah. Sehingga kemenangan ini adalah kemenangan kita bertiga. kemenangan yang lebih mengutamakan sebuah proses ketimbang hasil, tutur ayah selepas video call yang kalian berdua lakukan karena tidak sabar untuk memberitahukan berita gembira ini kepada ayah yang masih di kantor. maafkan ayah ya nak, banyak peristiwa penting yang terlewatkan oleh ayah karena ayah harus mencari nafkah buat kalian berdua wanita yang sangat ayah sayangi.