Kamis, 08 September 2016

ISTRI INGIN BEKERJA.

Mungkin ini sudah yang kesekian kalinya kalo Hanindiva protes ketika bunda bekerja dan sangat gembira ketika bunda libur atau sakit seperti kemaren minggu, 4 september 2016 dan tidak masuk kerja sampe hari selasa, 6 september 2016 karena diare. Bagi ananda hanindiva, sakitnya bunda adalah bahagianya ananda. karena, dengan sakitnya bunda berarti ananda ada guru privat sekaligus teman bermain yang paling hebat. Dan sudah berkali-kali pula bunda bilang klo seandainya sudah memiliki 2 anak mau berhenti kerja dan full ngurus rumah tangga dan ngasuh anak saja. 


Bagi ayah, bekerja ataupun tidak bekerja, kalau untuk sekedar makan saja, Insya Allah rejeki yang Allah kasih melalui ayah lebih dari cukup untuk menghidupi kita semua. dan ayah juga yakin bahwa setiap anak pasti membawa rejekinya sendiri. ketika Allah memberikan kita anak, maka Allah juga telah mempersiapkan juga rejekinya buat anak tersebut. Dalam pikiran sederhana ayah mengapa mengijinkan bunda bekerja adalah, embah bukanlah pensiunan pegawai negeri seperti enin yang mendapat pensiunan tiap bulan, memang tidaklah besar jika kita melihat keatas. Tapi bagi yang pandai bersyukur, pensiunan yang enin terima lebih dari cukup untuk menghidupi dirinya selama 1 bulan. Jika berkaca pada situasi diatas, ayah ingin memberikan kesempatan kepada bunda untuk berbakti kepada embah lewat uang hasil jerih payahnya sendiri. Jika bunda bekerja otomatis uang yang bunda dapatkan bisa secara leluasa dialokasikan secara lebih dinamis ketimbang jika uang itu dari hasil pemberian ayah. Secara perhitungan, ada atau tidaknya alokasi dana tertentu kepada embah, Allah maha kaya. dan DIA sangat tau akan kebutuhan hambanya. Keberkahan atas rejeki yang kita terima sesungguhnya  berimbang dengan alokasi yang kita keluarkan. semakin banyak alokasi yang dikeluarkan untuk sesuatu yang di ridhoi Allah, pasti Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. 

Seperti biasa, ayah melampirkan sebuah narasi buat bahan referensi.

Istri ingin bekerja
Abang, aku mau kerja!”
“Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :)”
“Itu, tetangga kita, dia kerja!”
“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Abang dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
“Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
“Nanti, tunggu Abang meninggal dunia.”
“Apa-apaan sih?”
“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”
“Tapi kebutuhan kita makin banyak, Bang”
“Kan Abang masih kerja, Abang masih sehat, aku masih kuat. Akan Abang usahakan, InsyaAllah.”
“Iya, aku tahu. Tapi penghasilan Abang untuk saat ini tidaklah cukup.”
“Bukannya tidak cukup, tapi belum lebih. Mengapa Abang bilang begitu? Karena Allah pasti mencukupi. Lagi pula, kalau kamu kerja siapa yang jaga anak kita?”
“Kan ada Ibu! Pasti beliau tidak akan keberatan. Malah dengan sangat senang hati.”
“Istri Abang yang Abang cintai, dari perut sampai lahir, sampai sebelum Abang bisa mengerjakan pekerjaan Abang sendiri, segalanya menggunakan tenaga Ibu. Abang belum ada pemberian yang sebanding dengan itu semua. Sedikit pun belum terbalas jasanya. Dan Abang yakin itu tak akan bisa. Setelah itu semua, apakah sekarang Abang akan meminta Ibu untuk mengurus anak Abang juga?”
“Bukan Ibumu, tapi Ibuku, Bang?”
“Apa bedanya? Mereka berdua sama, Ibu kita. Mereka memang tidak akan keberatan. Tapi kita, kita ini akan jadi anak yang tegaan. Seolah-olah, kita ini tidak punya perasaan.”
“Jadi, kita harus bagaimana?”
“Istriku, takut tidak tercukupi akan rezeki adalah penghinaan kepada Allah. Jangan khawatir! Mintalah pada-Nya. Atau begini saja, Abang ada ide! Tapi Abang mau tanya dulu.”
“Apa, Bang?”
“Apa alasan paling mendasar, yang membuat kamu ingin bekerja?”
“Ya untuk memperbaiki perekonomian kita, Bang. Aku ingin membantumu dalam penghasilan. Untuk kita, keluarga kita.”
“Kalau memang begitu, kita buka usaha kecil saja di rumah. Misal sarapan pagi. Bubur ayam misalnya? Atau, bisnis online saja. Kamu yang jalani. Bagaimana? anak terurus, rumah terurus, Abang terlayani, uang masuk terus, InsyaAllah. Keren, kan?”
“Suamiku sayang, aku tidak pandai berbisnis, tidak bisa jualan. Aku ini karyawati. Bakatku di sana. Aku harus keluar kalau ingin menambah penghasilan.”
“Tidak harus keluar. Tenang, masih ada solusi!”
“Apa?”
“Bukankah ada yang lima waktu? Bukankah ada Tahajud? Bukankah ada Dhuha? Bukankah ada sedekah? Bukankah ada puasa? Bukankah ada amalan-amalan lainnya? Allah itu Maha Kaya. Minta saja pada-Nya.”
“Iya, Bang, aku tahu. Tapi itu semua harus ada ikhtiar nyata.”
“Kita ini partner, sayang. Abanglah pelaksana ikhtiarnya. Tugas kamu cukup itu. InsyaAllah jika menurut Allah baik, menurut-Nya kita pantas, kehidupan kita pasti akan berubah.”
“Tapi, Bang?!”
“Abang tanya lagi…, kamu ingin kita hidup kaya, apa berkah?”
“Aku ingin kita hidup kaya dan berkah.”
“Kalau begitu lakukan amalan-amalan tadi. InsyaAllah kaya dan berkah.”
“Kalau tidak kaya?”
“Kan masih berkah? Dan…, tahu apa yang terjadi padamu jika tetap istiqomah dengan itu?”
“Apa, Bang?
“Pilihlah pintu surga yang mana saja yang kamu suka. Dan kamu, menjadi sebenar-benarnya perhiasan dunia.”
***


Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” 
[H.R. Muslim]

Rabu, 07 September 2016

Ulangtahun bunda

Anakku Tercinta, Hanindiva Amirah Mazaya, hari dimana tulisan ini dibuat oleh ayah, rabu 07 september 2016 dalam rangka merubah pola pikir mengenai perayaan hari ulang tahun yang secara kebetulan juga bertepatan dengan hari ulangtahun bunda Henny Handayani yang ke 32 tahun yang lalu, atau tepatnya 07 september 1984. 
Memang sengaja ketika ayah pulang dari kantor sore kemarin, ananda Hanindiva berkata kepada ayah bahwa besok bunda berulangtahun. Ayah spontan menjawab bahwa dalam Islam tidak ada perayaan ulang tahun Insya Allah, mulai tahun ini juga, ayah akan meniadakan momen memberikan jam tangan, bunga, kue ulang tahun dalam rangka perayaan hari ulang tahun. Membeli bunga, memberikan hadiah, bahkan kalau untuk sekedar ingin makan kue, mengapa juga harus menunggu ulang tahun.

Dalam group wa keluarga Djoemadi ayah juga melampirkan tulisan mengenai cara Islami "ulangtahun" adalah tidak merayakannya, yang di unggah oleh ayahnya farellya dalam group wa keluarga Rd. E Wihardja. 
mungkin secara tidak langsung, beliau ingin mengajarkan sebuah tradisi baru dalam kehidupan keluarga beliau bahwa sesungguhnya perayaan ulangtahun dalam Islam tidaklah sebagaimana yang biasa dilakukan oleh orang kebanyak saat ini, seperti membeli kue, atau merayakan dengan kumpul bareng dan makan-makan sebagai perwujudan syukur atas kelahiran seseorang yang harus dirayakan sebagai momen yang tak terlupakan. Untuk ananda ketahui, bahwa hari ini adalah juga merupakan hari ulangtahun dari bunda farellya, Yessi Handriani yang jatuh pada tanggal 07 September 1975.


Untuk kamu ketahui kelak nak,  seorang pemimpin keluarga tidaklah sesederhana yang banyak orang pikirkan, tapi dia adalah seorang sosok lelaki hebat yang harus bisa membawa keluarganya selamat dari api neraka. Karena setiap dosa istri dan anaknya yang mereka lakukan, tidak terlepas juga dari pertanggungjawaban kepala rumah tangganya dalam mendidik istri dan anaknya. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
 

[at-Tahrîm/66:6]


RASULULLAH SAW SENDIRI PERNAH MERAYAKAN HARI KELAHIRAN BELIAU SENDIRI YAITU DENGAN BERPUASA PADA HARI SENIN.

Ketika ditanyakan oleh para Sahabat, Rasulullah SAW menjawab:

فيه ولدت وفيه أُنزل عليَّ

“Itu adalah hari kelahiranku dan hari diturunkan wahyu atasku”.(H.R. Muslim)

Hadits ini tersebut dalam kitab Shahih Muslim jilid 2 halaman 819. Hadits ini menjadi dalil/hujjah yang kuat untuk pelaksanaan maulid, walaupun dilakukan dengan cara yang berbeda, bukan dengan berpuasa seperti Rasululah SAW melainkan dengan menyediakan makanan dan berzikir serta bershalawat, namun ada titik temunya yaitu mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad. Imam As-Sayuthy menjadikan hadits ini sebagai Dalil Hukum Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan sikap yang Islami dalam menghadapi hari ulang tahun adalah: tidak mengadakan perayaan khusus, biasa-biasa saja dan berwibawa dalam menghindari perayaan semacam itu. Mensyukuri nikmat Allah berupa kesehatan, kehidupan, usia yang panjang, sepatutnya dilakukan setiap saat bukan setiap tahun. Dan tidak perlu dilakukan dengan ritual atau acara khusus, Allah Maha Mengetahui yang nampak dan yang tersembunyi di dalam dada. Demikian juga refleksi diri, mengoreksi apa yang kurang dan apa yang perlu ditingkatkan dari diri kita selayaknya menjadi renungan harian setiap muslim, bukan renungan tahunan.

Mungkin sebuah momen yang pas ketika banyak orang yang merayakan hari ulangtahun yang mengambil dari budaya yang tidak Islami lalu mencoba di Islamisasi dengan mengganti kata ulangtahun dengan milad dan atau meniadakan momen tiup lilin yang biasa banyak dilakukan oleh orangtua murid bunda disekolah yang konon katanya sekolah Islam tapi masih mengakomodir ajaran perayaan ulangtahun. Disini ayah liat bahwa, ayah toto ingin mendidik keluarganya mengenai bagaimana seharusnya kita berprilaku Islami atas setiap perjalanan hidup ini sebagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya. 

Ulang tahun adalah sesuatu momen berharga bagi kebanyakan orang. Padahal ulangtahun hanyalah pengulangan tanggal dan bulan yang sama dengan tanggal dan bulan hari lahir kita.  Sebagian orang bahkan rela mengeluarkan banyak uang untuk membuat meriah hari ulangtahunnya atau hari ulang tahun orang yang dicintainya.  Padahal jika dipikir-pikir dengan hati yang bersih, akal sehat dan penuh kedewasaan maka ulang tahun hanyalah sesuatu hal yang membuat diri kita sedih dan berpikir akan banyak hal.

Beberapa Arti Ulang Tahun / Makna Ultah yang Suka Dilupakan Orang :

1. Bertambah Tua

Orang yang berulang tahun berarti orang tersebut umurnya bertambah sehingga ketuannya bertambah dan kemudaannya berkurang.  Pada awalnya memang seseorang akan tumbuh dan berkembang menjadi orang yang dewasa serta muda secara fisik.  Namun secara perlahan-lahan tubuh seseorang akan mengalami penuaan sehingga pada akhirnya akan menjadi tua renta yang tidak menarik seperti dulu lagi.

2. Merasa Sedih

Semakin tua maka umur seseorang akan semakin dekat dengan ajalnya.  Mati merupakan sesuatu hal yang pasti akan terjadi di mana setiap manusia maupun jin tidak akan tahu kapan dirinya akan mati meninggalkan dunia yang fana ini untuk menuju ke alam berikutnya.  Merayakan ulang tahun merupakan suatu kepalsuan karena pada dasarnya yang seharusnya dirasakan adalah kesedihan.  Sedih karena menjadi lebih tua secara fisik, dan sedih karena akan segera meninggal dunia cepat maupun lambat.

3. Keharusan Bertambah Dewasa

Tentu tidak akan terlihat pantas apabila orang yang secara fisik terlihat dewasa namun kelakuannya seperti anak-anak pada umumnya.  Walau pun tidak wajib namun untuk menjadi orang dewasa yang sesungguhnya maka seseorang harus menjadi lebih baik, lebih berpikir dewasa, lebih bijaksana, lebih menjaga diri, lebih peduli, lebih cerdas, dan lain-lain dari sebelum-sebelumnya.

4. Tidak Menambah Umur

Membuat suatu perayaan ulang tahun atau pesta ulang tahun tidak akan menambah umur seseorang.  Seseorang pun bisa jadi mengalami meninggal dunia pada saat merayakan ulang tahunnya sendiri.  Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa hal-hal yang mungkin dapat menambah umur manusia antara lain seperti do'a, sedekah, tasbih, sedekah, dan lain-lain.

5. Ulang Tahun Palsu

Banyak orang yang merayakan ulang tahunnya dengan menggunakan kalender masehi yang didasarkan atas perhitungan revolusi planet bumi terhadap matahari.  Padahal sistem penanggalan yang diakui dan digunakan oleh Allah SWT adalah sistem penanggalan hijriah yang didasari atas fase-fase bulan.  Dengan begitu akan ada dua ulang tahun yang berbeda dalam satu tahun.  Jika bingung, maka sebaiknya pilih saja tidak merayakan ulang tahun sebagaimana yang dicontohkan oleh suri tauladan kita 1400 tahun yang lalu.  Yang patut dirayakan sebesar-besarnya adalah dua atau tiga kali hari raya saja setiap tahun.

Itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang ulang tahun.  Ulang tahun adalah sesuatu hal yang tidak perlu untuk dirayakan dengan senang riang gembira.  Ulang tahun perlu disikapi dengan bijaksana, bukan hanya sekedar mengikuti trend atau budaya yang berlaku setempat saja.  Daripada membuang-buang uang untuk merayakan ulang tahun dan menyusahkan orang lain untuk membantu diri kita merayakan ultah, maka sebaiknya disedekahkan saja kepada orang lain yang ada di sekitar kita yang membutuhkan.

Pesan terakhir dari tulisan ini, ayah punya sebuah narasi indah yang ditulis oleh istri teman ayah dikantor, ketika teman ayah berulang tahun. semoga bisa menjadi bahan renungan buat kita bersama. 


  Ulang Tahun Suamiku...

Azizah Hudan·25 Mei 2016

Ulang Tahun itu.....

Angkanya bertambah, jatah hidupnya berkurang...

Pagi ini juga hari-hari sebelumnya saya lagi-lagi tidak mengucapkan selamat kepada suami saya untuk ulang tahunnya, tidak juga mendo'akan sesuatu yang special di moment pertambahan angka nya.. begitu juga suamiku, dia juga ga pernah mengucapkan selamat atau do'a di sebuah moment yang kayanya special... bukan dendam, bukan juga karena tidak romantis.. bukaaan... tapi emang itu bukan budaya dan kebiasaan keluarga kami...

kata-kata suami saya yang makin buat saya tidak mau ngucapin selamat adalah : “jatah hidupku tinggal berapa lama lagi ya....” kata-kata yang ringan dari mulut suami saya tapi bikin saya nangis seketika, “jangan ngomong gitu dooong, gimana kalau kita ternyata punya anak tapi kamunya ga ada...., aku ga mau sendiriiiaaaan”

suami saya cuma peluk saya sambil bilang :”gaa gitu... 6 tahun lagi aku 40, terus abis itu 10 tahun kemudian 50, setelah itu makin deket ke 63 tahun... usia Rasulullah aja cuma sampai 63, aku dikasih jatah berapa lama ya...”

jadi cukup bisa dibayangkan kenapa saya tidak memberi selamat untuk pertambahan angka yang menandakan jatah hidup berkurang.. kalau saya kasih selamat artinya saya senang jatah hidup suami saya berkurang,,, keliatannya mikir kejauhan, mungkin kami bukan orang kebanyakan... anggaplah seperti itu.. tapi inilah kami... Tapi saya tetep berterimakasih untuk semua do’a yang dihaturkan untuk suami saya... semoga Allah membalas kebaikan teman-teman semua.. :)

terimakasih suamiku, untuk kata-kata yang bikin saya nangis lagi pagi ini... semoga hidup kita selalu diberkahi Allah Subhahuwata’ala, aamiiin


cc : Yusdi Barkah Syabana