- Sering aku lupa bahwa mereka bukanlah milikku yang bisa disisiku selamanya tanpa batas waktu, yang takkan pernah berpisah
- Aku juga lupa, bahwa mereka bukanlah bawahanku yang terus menerus kusuruh dan perintah, dengan bentakan atau pukulan
- Aku lupa bahwa mereka adalah amanah, yang Allah titipkan untuk dibimbing dan diarahkan, agar hanya menyembah pada-Nya
- Bahwa mereka adalah ujian bagiku, apakah aku mampu memberi yang terbaik bagi Allah dari mendidik dan membesarkan mereka
- Amarah mengalihkan kenyataan, bahwa mereka hanya anak-anak yang belum memahami, belum mengerti, bahkan belum dihisab
- Bukankah aku orangtua, yang artinya kita seharusnya lebih paham, lebih mengerti, lebih bijak, lebih sabar, lebih tenang dan taat?
- Emosi menyuruhku untuk menyalahkan diri mereka, padahal akulah yang harus disalahkan sebab gagal mengarahkan pada kebaikan
- Kadang aku lupa, salahnya anak kecil tak dihitung Allah, tapi aku menghitung-hitungnya hingga naik pitam dan naik darah
- Kadang aku lupa, senyumnya dan tawanya, begitu mudah mereka melupakan jahatnya diriku, terus menyambutku dengan senang
- Kadang aku lupa, tak selamanya bisa memeluk mereka, menasihati mereka, bersama-sama dengan mereka, beribadah bersama
- Kadang aku lupa, tak harus aku lebih dulu yang menemui Allah, bisa jadi malah sebaliknya, bisa jadi, sangat bisa jadi mereka lebih dulu
- Kadang aku lupa, satu masa kelak aku menua, dan aku akan lebih menyebalkan dibanding mereka, jauh lebih merepotkan
- Kadang aku lupa, adalah tugasku membimbing dan mengarahkan, adalah tugasku dibanggakan, diandalkan, panutan taat...
Rabu, 20 Juli 2016
Anakku adalah amanahku
Rabu, 13 Juli 2016
Langganan:
Postingan (Atom)