Senin, 09 Februari 2015

malam senin bersama ayah

Tadi malam, 8 februari 2015 ayah bunda dan hanin berencana makan diluar karena nampaknya musim hujan kali ini membuat hanin kurang bernafsu makan. beberapa kali makanan yang dengan susah payah dibuat bunda hanya bisa termakan 2 - 3 suap saja. sehingga ayah berinisiatif untuk makan malam diluar. mungkin dengan suasana yang ceria Hanin kembali bergairah mengunyah makanan yang disuapi bunda.
Allah telah menciptakan semua manusia dalam keadaan sempurna. lengkap dengan segala keunikannya. Dan salah satu keunikan Hanindiva adalah ketika Ia merasa sedang kurang fit, biasanya nafsu makannya juga sedikit berkurang. Disinilah sedikit kelemahan bunda, biasanya beliau ketika menghadapi kondisi demikian mulai deh mempergunakan kacamata unik versi Bunda Heni. berusaha sedikit ngotot mencoba menyuapin kamu dengan caranya. mungkin memang sedikit kurang bijaksana kelihatannya, tapi ya begitulah seorang ibu. dia akan berusaha semampunya guna menunjukkan rasa cintanya walaupun dengan caranya sendiri. Dan syukur Alhamdullilah kalau boleh ayah berucap, sikap keras dan berprinsip ayah yang tidak bisa didikte dan memiliki pendirian yang kuat jika sudah memutuskan sesuatu menitis jelas kedalam jiwa ananda Hanin. Lebih memilih memuntahkan dan menangis keras ketika situasi dan kondisi menjadi kurang nyaman bagi kamu adalah salah satu prilaku yang terbaca jelas oleh Ayah.
Biasanya jika sudah demikian, enin dan ayah akan sedikit meng-intervensi keadaan dan saling berbagi peran. Sebagai seorang ibu yang memililiki anak mantu seorang ibu muda biasanya enin lebih memilih posisi sebagai penasehat kerajaan, sedangkan ayah memilih sebagai mediator dan eksekutor akhir. Memutuskan makan diluar ketika alokasi dana entertain mulai menipis adalah sesuatu banget. 

Makan ayah boiler yang kurang sehat dilakukan sambil bermain prosotan di GIANT cisalak setidaknya sedikit banyak membawa hasil. jiwa yang senang dan dilakukan sambil bermain dengan rekan sebaya hingga saat ini masih menjadi salah satu cara cukup mujarap membuat ananda Hanin makan dengan lahap. Alhamdullilah ya Allah. kau tunjukkan jalannya. Mungkin suatu saat nanti, ayah bisa menemukan racikan resep yang tepat tentu saja dengan menu yang lebih menyehatkan dan pastinya terselenggara dengan tidak mengundang paksaan dan dilakukan dengan penuh suka cita dan keceriaan. 

Sekali mengayuh, 2 - 3 pulau terlampaui. ketika bunda sibuk mengejar Nanda Hanin bermain prosotan, ayah duduk sambil memantau sekeliling sekaligus cuci mata. Ada suatu kondisi yang memaksa ayah sedikit mengurus dada. dengan asiknya seorang ibu muda mesam-mesem sendirian sambil memandangi phonselnya, sementara anak balita-nya dibiarkan bermain sendiri di arena permainan yang membutuhkan pengawasan orang dewasa. Ketinggiannya, struktur bangunannya yang terdiri dari unsur besi dan kayu yang merupakan bagian dari benda keras yang akan sangat berbahaya untuk anak balita yang belum memahami proses berpikir sempurna mengkondisikan mereka dalam posisi potensi sangat berbahaya. Seandainya bunda yang seperti itu, nanda Hanin bisa pastikan ayah akan mengantikan posisi bunda sebagai seorang pelindung nanda Hanin, karena apa, karena kamu adalah cinta ayah yang akan selalu ayah lindungi dan ayah jaga dengan sepenuh jiwa raga.

dari situ kemudian ayah berpikih, mungkin suatu saat nanti jika kamu mulai berpikiran dewasa dan sudah memiliki kewajiban dan tanggungjawa terhadap diri sendiri, terhadap lingkungan dan keluarga dan terhadap sang maha pencipta. cerita dibwah ini bisa menjadi sebuah bahan perenungan. simak baik-baik isinya dan ambil benang merahnya yang bisa kau cerna dengan sepenuh hati ya sayangku. Semoga itu tidak terjadi sama kamu. amiennnn

Seorang gadis membeli sebuah Iphone6. Smartphone tersebut telah dilengkapi dengan pelindung layar dan ‘flip cover’ yang tak kalah cantiknya. Dia menunjukkan smartphone barunya tersebut ke ayahnya. Lalu, sebuah percakapan yang cukup menggugah pun dimulai:
Ayah: Wah, telepon genggam yang bagus. Berapa harga yang harus engkau bayar untuk itu?
Anak Perempuan: Saya membayar 700 dolar untuk telepon genggam ini, 20 dolar untuk penutup teleponnya, serta 5 dolar untuk pelindung layarnya.
Ayah: Oh, mengapa kamu menambahkan pelindung layar dan penutup teleponnya? Bukankah kamu dapat menghemat 25 dolar untuk itu?
Anak Perempuan: Ayah, saya telah menghabiskan 700 dolar untuk mendapatkan  telepon genggam ini. Jadi apa alasan saya tidak mengeluarkan 25 dolar untuk keamanannya? Dan lihatlah, penutup ini juga membuat telepon genggamku tampak lebih indah bukan?
Ayah: Bukankah itu suatu penghinaan bagi perusahaan Apple, Inc. Bahwa mereka tidak dapat membuat produk Iphone yang tidak cukup aman?
Anak Perempuan: Tidak, Ayah! Mereka bahkan menyarankan kepada penggunanya untuk menggunakan pelindung layar dan penutup telepon ini untuk keamanannya. Dan saya tidak mau terjadi sesuatu yang dapat membahayakan Iphone baru saya.
Ayah: Apakah itu tidak akan mengurangi keindahan telepon itu?
Anak Perempuan: Tidak. Itu justru membuat telepon genggam saya terlihat lebih indah.
Lalu, sang Ayah menatap putrinya dan tersenyum dengan rasa kasih sayang. Sang Ayahpun berkata,
“Putriku, kau tau Ayah sangat menyayangimu. Kau membayar 700 dolar untuk membeli Iphone ini, serta 25 dolar untuk melindunginya. 
Sedangkan Aku ayahmu, telah membayarkan seluruh hidupku untukmu, lalu mengapa engkau tak menutup auratmu dengan hijab untuk keselamatanmu sendiri? 
Telepon ini, kelak tidak akan dipertanyakan di akhirat nanti. Namun kelak aku akan ditanyai oleh Allah tentangmu, wahai putriku…”

Mohammad Bilal Syaikh
Diterjemahkan oleh: Khalila Indriana
source : http://www.fimadani.com/renungan-dari-sebuah-smartphone/

Jumat, 09 Januari 2015

2 tahun yang menakjubkan


16 November 2014 adalah tepat 2 tahun usia ananda Hanindiva Amirah Mazaya. Sebuah masa dimana anak manusia sedang dalam puncak masa kuluguannya. Mulai dari cara berbicara, cara berjalan, sampai tingkah pola ananda tidak lain adalah sebuah keajaiban yang menakjubkan. Kenapa ayah bilang demikian, karena jika ayah flashback beberapa bulan yang lalu, ananda Hanin hanyalah seorang bayi mungil yang lucu yang bisanya hanya menangis dan menangis. Kini karakter kamu sudah mulai terlihat. Ekspresi wajah saat berbicara lengkap dengan gerakan tangan ke pipi lawan bicara kamu supaya tatapan mereka hanya tertuju kepada kamu ketika kamu sedang berbicara. Atau gaya berjalannya yang kadang sengaja dibuat jinjit atau justru merangkak diatas ubin demi menjadikan dirimu sebagai pusat perhatian. 

Pola tingkah laku inilah yang membuat ayah dan bunda seakan tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah atas segala kebisaanmu hingga detik ini. Mungkin masa-masa saat inilah akan menjadi sebuah masa dimana para orangtua seakan rindu akan pengulangan kembali kemasa ini ketika mereka beranjak tua nanti. Saat-saat dimana kesepian mulai merasuki keseharian mereka. Kalau boleh mencomot bahasa enin, sehari aja nga ada Hanin di rumah, ada sebuah bintang yang hilang. Iya, kamu sekarang sudah menjadi bintang dirumah kita. Sebuah bintang ajaib yang selalu membawa keceriaan.

2 tahun ini adalah masa dimana kamu sudah mulai bisa diajak berdialog. Sudah mulai bisa menunjukkan keegoannya ketika tayangan TV tidak menayangkan acara kartun kegemaran-mu, Sudah mulai bisa diajari mengenal angka dan warna karena diusia ini pula angka 1 sampai 10 dan 3 warna pokok (merah, kuning, hijau) dan beberapa warna turunan seperti ping atau merah muda dan unggu juga sudah bisa kamu bedakan dengan baik. Kalau kata uti, jelas aja, wong anaknya bu guru he..he..
Diusia ini pula ananda Hanin sudah mulai bisa di tatur klo meminjam istilah bunda. Ayah sangat hapal ekspresi muka kamu ketika menahan pipis atau buang air besar. Sebuah ekspresi mimik serius sekaligus lucu yang slalu membuat ayah tersenyum bahagia. 
Klo melihat perkembangan anak secara umum, tidak banyak anak-anak seusia kamu yang sudah bisa melakukan pencapaian sebagaimana kamu alami diatas.
Memang, bagi sebagian besar orang tua, membicarakan tingkah pola anak adalah sebuah bahasan yang tidak pernah ada habisnya. Membandingkan kebisaan kamu dengan kebisaan anak-anak teman ayah dan bunda yang sebaya dengan kamu, ayah berani menjamin klo ananda Hanin lebih superior dari mereka. Walaupun ada beberapa sisi yang mereka juga memiliki keunggulan dibandingkan Hanin. Bunda pernah beberapa kali ngomong sama ayah klo teman-teman bunda jika sudah membicarakan kebisaannya anak mereka dirumah, hampir sebagian besar selalu mendominasi pembicaraan, bahkan ada beberapa yang tidak memberikan kesempatan lawan bicaranya untuk juga membicarakan kebisaan anaknya. Mungkin dia pikir hanya anaknya saja yang bisa memiliki kepandaian seperti itu.
Ayah jamin, Jika suatu hari nanti engkau memiliki anak dan ayah masih hidup sehat, pasti akan ada banyak percakapan yang bisa kita lakukan bersama. Sebuah percakapan antara orang tuanya orang tua dengan orang tua baru seperti kamu. Dan ketika hari itu tiba, satu hal yang kamu harus tau, menjadi seorang ayah dari putri bernama Hanin adalah anugrah terbesar yang tuhan berikan kepada ayah. Dan ketika masa itu juga sampai kepadamu, ayah cuma bisa berucap, banyak-banyaklah bersyukur kepada-Nya atas apa yang kamu alami sebagaimana apa yang ayah dan bunda alami ketika tulisan ini ayah buat. Dan Insya Allah, ayah akan selalu punya waktu untuk mendengarkan setiap curahan kebahagiaan seorang ibu bernama Hanin. Ayah akan meluangkan semua waktu ayah untuk sekedar menatap wajah kamu yang berseri-seri menceritakan cucu ayah sebagaimana teman kolega ayah dan bunda saat ini. Dan ayah hanya bisa mengucapkan beribu maaf jika waktu yang dinantikan itu tidak pernah terjadi karena ayah sudah menghadap Allah terlebih dahulu, sesungguhnya jika kamu membaca tulisan ini lalu ananda menatap keatas sejenak, kamu bisa membayangkan seorang putri cantik sedang bersandar dibahu ayahnya sambil mengendong anaknya yang lucu. Maka saat itu juga, kamu bisa pastikan klo saat itu, ayah pasti sedang tersenyum bahagia di alam sana.

Anakku tercinta dan slalu ayah cintai, jadilah orangtua yang paripurna. Seandainya memungkinkan, rawatlah anakmu dengan tanganmu sendiri. Karena tiada sesuatu yang lebih murni dan tulus didunia ini selain cinta dan sayangnya seorang tua terhadap anak kandungnya sendiri. Karena penyesalan ayah saat ini adalah, ayah sudah banyak melewatkan banyak waktu terbuang tampa dirimu disisi ayah.

Dari orang tua yang slalu mencintaimu
Ayah soe, 07.01.2015 - 17.20 wib