Rabu, 21 Mei 2014

PINDAH KE DEPOK, dari rumah embah kerumah enin

CATATAN BUNDA:

Jumat, 27 April 2014, dengan berat hati ayah dan bunda memutuskan untuk mempekerjakan seorang pengasuh bernama Winda yang berusia sekitar 16 tahun bagi hanin anak bunda tercinta. sebenarnya bunda lebih memilih untuk tetap tinggal di gondrong dengan Anti Indri dan embah sebagai pengasuh kamu ketika bunda bekerja. Disamping tentu saja lebih memiliki kepercayaan terhadap mereka, bunda juga lebih yakin 100 % atas pertumbuhan terbaik anak bunda tercinta dilingkungan orang-orang yang memang mencintai kamu dengan tulus ikhlas.Tapi ternyata ayah kamu punya pemikiran lain. 
Berawal dari telp enin 2 hari yang lalu yang memberitahukan bahwa ada pengasuh yang ingin kerja dan katanya mencintai anak serta beberapa rentetean kejadian yang membuat kami terpaksa mengambil keputusan seperti ini. 
Ceritanya dimulai dari kesuksesan Anti Indri meraih gelar sarjana kependidikannya, adalah menjadi sesuatu yang ironis bagi kami berdua klo tidak memberikan kesempatan kepada Anti untuk menikmati suka dukanya menjadi seorang guru sebelum kelak akhirnya beliau menikah. Sedangkan jika embah sendirian mengasuh kamu dengan segala keterbatasannya adalah alasan utama akhirnya bunda dan ayah memutuskan hal ini. Bunda harap, suatu saat ketika kamu kelak membaca tulisan ini, hanin bisa sedikit memiliki gambaran mengapa kami memutuskan hal ini walaupun dari awal sudah bunda bilang klo ini adalah keputusan yang berat yang harus kita ambil. 

Kami juga harus pindah ke depok karena ketidak-adaannya kamar kosong buat pengasuh kamu, karena kamar embah saja ditempati berdua dengan anti Indri, walaupun bunda sempat memaksa ayah untuk menempatkan Winda dengan Anti Indri dan dengan berat pula ayah TIDAK MENGABULKANNYA. ;-( "Mungkin situasi dan kondisinya akan berbeda klo saja kita sudah bisa membikin kamar untuk Winda? cetus ayah berusaha sebijak mungkin"
Alasan lainnya adalah Winda merasa sedikit keberatan jika saja harus bekerja di Gondrong karena harus berjauhan dengan saudaranya yang bekerja juga tidak jauh dari rumah enin, walaupun bunda pernah meyakinkan ke ayah bahwa Winda sudah bersedia untuk ikut kita ke gondrong. Mudah-mudahan saja ayah tidak membaca sms keberatan Windadi handphone bunda.

Sebenarnya Ayah juga berat hati untuk pindah ke Depok, karena secara otomatis ada 2 dapur yang harus kita berdua tanggung karena Anti indri belum memiliki penghasilan. Dan jika bunda berhenti bekerja tentu saja akan sangat berat jika ayah yang harus menanggung semuanya. memang sih, ada beberapa pos pengeluaran yang pasti bisa dihilangkan karena bunda berhenti bekerja seperti transport dan makan bunda. tetapi bunda akan kehilangan kebahagiaan untuk mengasuh kakak-kakak kamu disekolah disamping sebagai sumber nafkah tambahan; kata enin pekerjaan bunda itu mulia dan seandainya bisa disambi toeh nda ada salahnya dikerjakan. Guru itu juga banyak liburnya dan jam kerjanya tidak full seperti pekerja kantoran biasa nasihat Enin kepada kita berdua waktu itu.

Dengan mengucapkan Bismillah, pada hari kamis, 1 mei 2014 yang merupakan hari libur nasional kita resmi pindah ke depok dengan naik taksi dengan argo sekitar 200 ribu. Berangkat selepas ashar dan sampai beberapa saat sebelum azan magrib berkumandang. Insya Allah semoga keputusan ini merupakan keputusan terbaik buat semua dan juga diridhoi Allah. aamieen