Cerita ayah:
Sebagaimana firma Allah, “Dan
benar-benar akan Kami berikan ujian kepada kamu semua dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
sampaikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Iaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapat selawat
(keselamatan) yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”
(Surah al-Baqarah, 2: 155-157)
(Surah al-Baqarah, 2: 155-157)
Ayat ini merupakan salah satu pegangan ayah waktu menghantarkan hanin ke rumah sakit ditengah malam dan mendengar vonis dari dokter jaga di UGD RS Hermina Daan Mogot yang menyatakan Hanin positif terkena DBD (diaknosa pada saat itu karena hasil lab pemeriksaan darah menunjukkan angka minus lumayan manyak pada hemoglobinnya-salah satu indikasi gejala DBD)
Sebagaimana cerita ayah sebelumnya, malam itu ayah dan bunda mengantarkan kamu berobat ke rumah sakit dengan harapan suhu tubuhmu yang mencapai 39.5 derajat bisa segera berangsur turun sehingga mengurangi kemungkinan kejang walaupun hingga saat ini kamu belum pernah punya riwayat kejang. Dan Syukur Alhamdullilah, semuanya kini telah berlalu dengan baik.
Engkau lagi disayang Allah nak, ucap ayah pelan. Ya Allah, kuatkanlah kami dalam menghadapi ujian ini. Walaupun kita sebenarnya tahu, bahwasanya dibalik sakit itu ada beberapa hikmah yang bisa kita dapatkan, mulai dari menggangkat derajat kita dihadapat mahluknya yang lain sampai sebagai penyebab dari penggugur dosa dan kesalahan kita. Ada satu lagi kuasa Tuhan yang ayah sama bunda rasakan dan menjadi penguat kita berdua dalam beribadah kepadanya; ternyata, sakit itu bisa juga memperlancar rezeki kita. Terlebih disaat ayah sedang bingung membayar uang muka untuk mendapatkan kamar perawatan, Allah menunjukkan kuasanya. Alhamdullilah kartu kredit ayah bisa menanggung untuk sementara.
Dengan maksud memberitahu bagian HRD kantor ayah dan bunda, berita megenai dirimu yang menjalani perawatan dirumah sakit spontan mendorong rekan kerja ayah dan bunda untuk turun serta meringankan biaya dengan cara urunan. Disinilah kuasa Allah kemudian bekerja. Allah jualah yang menggerakkan orangtua murid bunda melalui koordinator kelas dimana bunda mengajar untuk juga turut berpartisipasi. Singkat cerita, walaupun kami orangtua kamu yang seharusnya bertanggungjawab atas biaya rumah sakit kamu, seluruh biaya yang harus kami bayarkan kerumah sakit tertutup semua. Sekali lagi kami berdua mengucap; Allah memang sayang sama kamu nak. Allah memberikan kamu sakit supaya kamu lebih banyak menghabiskan waktu bersama kami, dan dari keiklasan yang berhasil kita jalani, DIA pula yang membalasnya dengan cara yang Indah.
Kehadiranmu berkah dari do'a semua orang, sakitmu menjadi jalan orang-orang yang mencintaimu untuk menjadikan ladang amalnya, dan sehatmu bahagiakan semua orang yang melihatmu. Sekali lagi kami sebagai orangtua kamu cuma bisa berucap; Alhamdullilah, terimakasih Allah. Kau jadikan Ia sehat kembali. Allah memang tidak pernah memberikan sebuah cobaan kecuali sesuai dengan kemampuan hambanya. Manusia hanyalah wayang, dalang dan penentu lakonnya hanyalah kuasaNYA.
Seharusnya kalau kita sudah tau, seberat apapun masalah kita, kenapa harus takut? bukan begitu kawan, nasihat sahabat saya sambil berlalu meninggalkan ayah yang termenung meresapi kalimat bijaknya. Benar kawan, kita cuma sebuah wayang saja, skenario dan dalangnya sudah tersirat jauh sebelum kita ada.
Engkau lagi disayang Allah nak, ucap ayah pelan. Ya Allah, kuatkanlah kami dalam menghadapi ujian ini. Walaupun kita sebenarnya tahu, bahwasanya dibalik sakit itu ada beberapa hikmah yang bisa kita dapatkan, mulai dari menggangkat derajat kita dihadapat mahluknya yang lain sampai sebagai penyebab dari penggugur dosa dan kesalahan kita. Ada satu lagi kuasa Tuhan yang ayah sama bunda rasakan dan menjadi penguat kita berdua dalam beribadah kepadanya; ternyata, sakit itu bisa juga memperlancar rezeki kita. Terlebih disaat ayah sedang bingung membayar uang muka untuk mendapatkan kamar perawatan, Allah menunjukkan kuasanya. Alhamdullilah kartu kredit ayah bisa menanggung untuk sementara.
Dengan maksud memberitahu bagian HRD kantor ayah dan bunda, berita megenai dirimu yang menjalani perawatan dirumah sakit spontan mendorong rekan kerja ayah dan bunda untuk turun serta meringankan biaya dengan cara urunan. Disinilah kuasa Allah kemudian bekerja. Allah jualah yang menggerakkan orangtua murid bunda melalui koordinator kelas dimana bunda mengajar untuk juga turut berpartisipasi. Singkat cerita, walaupun kami orangtua kamu yang seharusnya bertanggungjawab atas biaya rumah sakit kamu, seluruh biaya yang harus kami bayarkan kerumah sakit tertutup semua. Sekali lagi kami berdua mengucap; Allah memang sayang sama kamu nak. Allah memberikan kamu sakit supaya kamu lebih banyak menghabiskan waktu bersama kami, dan dari keiklasan yang berhasil kita jalani, DIA pula yang membalasnya dengan cara yang Indah.
Kehadiranmu berkah dari do'a semua orang, sakitmu menjadi jalan orang-orang yang mencintaimu untuk menjadikan ladang amalnya, dan sehatmu bahagiakan semua orang yang melihatmu. Sekali lagi kami sebagai orangtua kamu cuma bisa berucap; Alhamdullilah, terimakasih Allah. Kau jadikan Ia sehat kembali. Allah memang tidak pernah memberikan sebuah cobaan kecuali sesuai dengan kemampuan hambanya. Manusia hanyalah wayang, dalang dan penentu lakonnya hanyalah kuasaNYA.
Seharusnya kalau kita sudah tau, seberat apapun masalah kita, kenapa harus takut? bukan begitu kawan, nasihat sahabat saya sambil berlalu meninggalkan ayah yang termenung meresapi kalimat bijaknya. Benar kawan, kita cuma sebuah wayang saja, skenario dan dalangnya sudah tersirat jauh sebelum kita ada.