Jumat, 06 Desember 2013

CAMPAK yang tidak boleh dicampakkan sembarangan

Cerita Ayah:
Jum'at 29 Desember 2013 sekitar jam 10 pagi tiba' hanin mulai panas, dan sekitar jam 2an bunda nge-forward ayah sms dari anti indri mengenai pemberitahuan panasnya hanin. Awalnya ayah pikir cuma panas biasa walaupun belajar dari pengalaman kaka alisa yang pernah masuk ICU gara” kena demam panas tinggi, ayah nga mau menyepelekan panas hanin. Tepat jam 5 ayah matikan komputer dan ingin sesegera mungkin sampai kerumah walaupun hujan dan petir mulai terlihat menunjukkan aktifitasnya tidak menyurutkan niat ayah untuk segera mengecek kondisi hanin. 6.20 ayah sampai dan melihat hanindiva sedang dipeluk bunda dengan kompres di kening sudah membuat ayah terenyuh sedih. Ya Allah, anak yang sedang lincah belajar berjalan dengan tertatih tak kenal putus asa, anak yang selalu ceria dan sangat senang memberikan senyumannya kepada semua orang yang ditemuinya kini terlihat lemas dan tak berdaya.
Terakhir bunda ukur sudah 39 º C yah” kata bunda seakan menjawab tatapan ayah kepadanya. Ya Allah, sebegitu tingginyakah demam anakku. Walaupun dengan sekuat tenaga ayah berusaha menenangkan diri, karena ayah tau, bunda tidak boleh melihat kekhawatiran sedikitpun dari ayah – agar semuanya bisa berpikiran dengan tenang. Ayah sholat magrib dulu, bunda nyiapin keperluan dede lalu kita berangkat ke dokter. Kata ayah sambil mengusap kening hanindiva dengan lembut.
18.45 ayah sama bunda bawa hanindiva kesebuah klinik ibu dan anak disamping pom bensin kosambi. Dengan harapan ada dokter anak yang praktek saat itu, namun dugaan ayah meleset, disana hanya ada bidan dan dokter umum saja yang praktek, sedangkan dokter anaknya baru mulai praktek disana tanggal 3 desember dengan jadwal praktek setiap selasa dan kamis. Sekitar pukul 08 giliran kita dipanggil. Setelah memeriksan dan memberikan diaknosa bahwa hanin terkena virus, dan itu adalah hal yang biasa buat anak bayi terutama saat cuaca yang kurang bersahabat saat ini. Sedikit menenangkan kita semua. Pemberian obat penurun panas dan antibiotik setidaknya menjadi salah satu bentuk ikhtiar kami sebagai orang tua disamping Doa kepada Allah.
Sebenarnya ada hal yang perlu engkau ketahui nak, ayah sama bunda sudah berencana untuk mengadakan syukuran 1 tahun kelahiran hanin yang telah memberikan jutaan kebahagiaan disetiap senyum yang kamu lepaskan kepada kami semua di depok sambil bersilahturahmi kepada enin dan om sulis. Kaka alisa dan kaka rani juga sudah nga sabar ingin memberikan kado buat hanin, sayang manusia hanya bisa berencana, tuhan pula yang menentukan. Perayaan ulangtahun pertamamu justru dirayakan di rumah sakit. 
 
HERMINA Daan Mogot, 2 - 5 Desember 2013
Ayah memutuskan untuk membawa hanindiva ke RS hermina daan mogot pada minggu dini hari (sekitar pukul 11.30) ketika bunda memberitahukan kepada ayah hasil pengukuran suhu kamu yang mencapai diatas 39 º C. Dokter UGD Hermina berkesimpulan bahwa hanin terkena DBD setelah melihat hasil cek darah dan trombosit kamu yang cukup rendah untuk ukuran normal. Ya Allah, engkau lagi disayang tuhan nak, ucap ayah dalam hati. 
Hari demi hari dilalui ayah dan bunda bersama kamu dirumah sakit. Mulai dari mencari kamar buat kamu, mencari makan malam buat ayah dan bunda, ngambil air panas dikamar mandi buat ngompres panas hanin dan sebagainya. Dari kesemua cerita itu, ada 1 hal yang kamu harus ingat nak, pengorbanan ayah dan bunda tidak menuntut balasan kamu. Ayah sama Bunda cuma ingin, ketika kelak kamu dewasa, jadilah anak yang bisa menjaga kehormatan kami. Jangan kau rusak apa yang sudah kami tanamkan kepadamu sejak kecil. Jadilah anak yang Sholeha, pemimpin peremuan yang pandai dan amanah sesuai dengan arti nama yang kami berikan kepadamu.Hari kedua bercak merah pada kulit hanin mulai bermunculan atau stilah kedokterannya ruam kulit. dari situ dokter berkesimpulan, sepertinya kamu tidak sakit DBD nak, tapi sakit campak. dan untuk menyakinkan diaknosanya dokter meminta untuk cek DBD, setelah 3 kali pengambilan sample darahnya hanya untuk melihat perkembangan kenaikan drombositnya saja. Rupanya gejala DBD sama campak adalah serupa tapi tak sama. Ruam pada kulit yang membedakan keduanya. kalau DBD berupa titik kecih halus, sedangkan Campak berupa ruam besar cenderung sedikit kasar jika diraba.

4 hari kamu dirawat nak, 3 hari dikelas 3 dan 1 malam di ruang isolasi adalah pengalaman kedua hanindiva menginap dirumah sakit setelah sebelumnya di RS Kartini saat kamu lahir pada 16.11.2013. Banyak cerita yang Insya Allah ayah tulis lagi disini mengenai pengalaman bunda sama ayah mengusahakan kesembuhan hanindiva di rs hermina daan mogot semoga bisa menjadi cerita buat kamu dewasa kelak nak. Salah satunya adalah cerita ini:

 Bapak pake asuransinya apa?” Tanya bagian administrasi ketika ayah mencari kamar perawatan buat kamu, dengan sedikit tersenyum ayah menjawab “IAR
apa toeh pa?” “Insya Allah ada Rezekinya jawab ayah sambil mengangkat tangan memberikan kode jari menunjuk keatas” dan dibalas juga dengan senyum simpul frontliner hermina daan mogot yang setidaknya saat itu bisa sedikit menghibur hati ayah yang sedang gundah.
Maafkan ayah ya nak, ayah belum mampu memberikan kamu kenyamanan yang lebih layak ketika kamu sakit kemaren. Allah sudah mengatur yang terbaik buat kita.