CERITA BUNDA: Kehadiranmu berkah dari do'a semua orang
Shanaya rakeena sulin, adalah salah satu dari 36 murid bunda. Pada suatu malam menjelang tidur, bunda cerita sama ayah klo murid bunda bernama Shanaya bertanya "mengapa bunda belum hamil, sedangkan tantenya Shanaya yang baru menikah beberapa bulan lalu kini sedang mengandung. Bunda jadi sedih deh yah" kata bunda sama ayah waktu itu sambil menyeka air mata.
Memang, ayah sama bunda adalah sepasang pengantin baru, usia pernikahannya saja masih seumuran jagung, tapi kehadiran seorang anak yang lucu seperti hanin merupakan impian hampir semua keluarga yang sudah menikah. Begitu juga dengan bunda, sebagai seorang wali kelas 2 disebuah SD swasta di kelapa gading yang setiap hari selalu bergelut dengan anak-anak kecil, memimpikan memiliki anak sendiri yang pintar, dan lucu adalah sebuah impian terbesar bunda.
Sekarang Dede hanin bunda kasih tau nasihat yang ayah berikan ke bunda waktu bunda cerita sama ayah tentang Shanaya; "jika besok bunda ketemu lagi sama Shanaya, bilang sama dia, klo bunda minta tolong sama shanaya untuk mendoakan bunda supaya bisa seperti tante Shanaya yang sedang hamil." Begitu pesan ayah sebelum kita berdoa menjelang bobo. Karena kata ayah, sebuah impian dan harapan akan menjadi kenyataan apabila diiringi dengan doa dan ikhtiar. Setelah kita bentangkan sejadah kemudian kita berdoa memimta kepada Allah, niscaya Allah pasti akan menjawab doa kita. Allah tidak selalu mengabulkan setiap doa yang kita minta, tetapi Allah pasti mencukupi setiap kebutuhan kita. Begitu pesan ayah kepada bunda malam itu.
Besoknya ketika pelajaran sholat duha berjamaah, bunda sengaja ngedeketin Shanaya untuk menyampaikan pesan ayah semalam.
"Shanaya, inget nga kemaren kamu cerita klo tante kamu sedang hamil, sedangkan bu yani ko sampe sekarang belum juga hamil? " kata bunda kepada Shanaya
"Inget ko bu, emang kenapa" balas Shanaya polos.
"Sekarang bu guru minta tolong sama Shanaya untuk ngedoain bu yani supaya bisa hamil seperti tante Shanaya yaaaaa..." Kata bunda sambil memakaikan mukena Shanaya dan memulai memimpin anak-anak untuk melaksanakan sholat duha.
Dihari yang sama, ternyata ayah juga mendapat telp dari tante nunun yang tinggal di sumedang. Disamping bersilahturahmi dan menanyakan kabar ayah sama bunda, tante juga menanyakan keberadaan kamu loeh nak. Maksudnya, apakah bunda sudah hamil apa belum. Makanya dijawab sama ayah klo kita sudah berusaha dan berdoa, hasilnya tentu saja menjadi hak preogratif Tuhan. Tapi satu hal yang tak luput dari pembicaraan ayah dengan tante nunun adalah, ayah minta sama tante untuk mendoakan ayah sama bunda supaya cepet diberi momongan. Malah tante juga menawarkan akan menghubungi mamanya yang sedang melaksanakan ibadah haji untuk turut pula mendoakan keinginan ayah mendapatkan momongan. Satu hal yang perlu kamu tau nak, bahwasanya hampir semua tempat di tanah suci adalah tempat yang mustajab untuk berdoa. Sehingga kemungkinan untuk dikabulkannya doa di tempat-tempat tersebut semakin besar dibandingkan kita berdoa ditempat biasa. Tetapi sekali lagi, itu semua adalah kekuasaan Tuhan. Yang pasti, semua rencana Tuhan akan terlihat indah pada waktunya.
Maka sejak saat itu, ayah sama bunda jadi kompak loeh nak. Setiap orang yang menanyakan tentang tanda-tanda kehamilan kamu, selalu kami jawab dengan sebuah permintaan doa kepada mereka untuk kita berdua. Dan biasanya mereka akan spontan mengaminkannya.
Dan diantara banyak permintaan tersebut, ada suatu kejadian yang sampai detik ini masih selalu ayah dan bunda ingat. Ternyata 2 hari setelah bunda minta Shanaya untuk mendoakan supaya bunda hamil seperti tantenya. Sebelum baris dan pembacaan ikhrar dimulai, Shanaya menghampiri bunda sambil berlari kecil, "buyani, kemarin sehabis sholat magrib berjamaan, aku sudah berdoa sama Allah supaya bu yani bisa hamil kaya tante aku, bener loeh bu, klo nga percaya tanya saja sama mamah aku, kan mamah sama papa ikut mengaminkan juga loeh bu," kaya Shanaya sambil masuk kebarisan karena pembacaan ikhrar segera mau dimulai. Tau nga nak, sepanjang pembacaan ikhrar, tak henti-hentinya mata bunda berkaca-kaca. Kata Ayah, seandainya saja doa dan permintaan kita sampai saat ini belum juga dikabulkan oleh Allah karena dosa dan perbuatan kita dimasa lalu, mungkin dengan perantaraan doa seorang anak yang masih suci dan belum banyak berbuat dosa ini Insya Allah doa dan keingininan kita dijawab oleh Allah ya bun kata ayah sambil memeluk bunda yang tengah mengusap air mata. Ketika bunda menceritakaan kejadian diatas sama ayah malamnya sebelum kita berdua tidur.
Shanaya rakeena sulin, adalah salah satu dari 36 murid bunda. Pada suatu malam menjelang tidur, bunda cerita sama ayah klo murid bunda bernama Shanaya bertanya "mengapa bunda belum hamil, sedangkan tantenya Shanaya yang baru menikah beberapa bulan lalu kini sedang mengandung. Bunda jadi sedih deh yah" kata bunda sama ayah waktu itu sambil menyeka air mata.
Memang, ayah sama bunda adalah sepasang pengantin baru, usia pernikahannya saja masih seumuran jagung, tapi kehadiran seorang anak yang lucu seperti hanin merupakan impian hampir semua keluarga yang sudah menikah. Begitu juga dengan bunda, sebagai seorang wali kelas 2 disebuah SD swasta di kelapa gading yang setiap hari selalu bergelut dengan anak-anak kecil, memimpikan memiliki anak sendiri yang pintar, dan lucu adalah sebuah impian terbesar bunda.
Sekarang Dede hanin bunda kasih tau nasihat yang ayah berikan ke bunda waktu bunda cerita sama ayah tentang Shanaya; "jika besok bunda ketemu lagi sama Shanaya, bilang sama dia, klo bunda minta tolong sama shanaya untuk mendoakan bunda supaya bisa seperti tante Shanaya yang sedang hamil." Begitu pesan ayah sebelum kita berdoa menjelang bobo. Karena kata ayah, sebuah impian dan harapan akan menjadi kenyataan apabila diiringi dengan doa dan ikhtiar. Setelah kita bentangkan sejadah kemudian kita berdoa memimta kepada Allah, niscaya Allah pasti akan menjawab doa kita. Allah tidak selalu mengabulkan setiap doa yang kita minta, tetapi Allah pasti mencukupi setiap kebutuhan kita. Begitu pesan ayah kepada bunda malam itu.
Besoknya ketika pelajaran sholat duha berjamaah, bunda sengaja ngedeketin Shanaya untuk menyampaikan pesan ayah semalam.
"Shanaya, inget nga kemaren kamu cerita klo tante kamu sedang hamil, sedangkan bu yani ko sampe sekarang belum juga hamil? " kata bunda kepada Shanaya
"Inget ko bu, emang kenapa" balas Shanaya polos.
"Sekarang bu guru minta tolong sama Shanaya untuk ngedoain bu yani supaya bisa hamil seperti tante Shanaya yaaaaa..." Kata bunda sambil memakaikan mukena Shanaya dan memulai memimpin anak-anak untuk melaksanakan sholat duha.
Dihari yang sama, ternyata ayah juga mendapat telp dari tante nunun yang tinggal di sumedang. Disamping bersilahturahmi dan menanyakan kabar ayah sama bunda, tante juga menanyakan keberadaan kamu loeh nak. Maksudnya, apakah bunda sudah hamil apa belum. Makanya dijawab sama ayah klo kita sudah berusaha dan berdoa, hasilnya tentu saja menjadi hak preogratif Tuhan. Tapi satu hal yang tak luput dari pembicaraan ayah dengan tante nunun adalah, ayah minta sama tante untuk mendoakan ayah sama bunda supaya cepet diberi momongan. Malah tante juga menawarkan akan menghubungi mamanya yang sedang melaksanakan ibadah haji untuk turut pula mendoakan keinginan ayah mendapatkan momongan. Satu hal yang perlu kamu tau nak, bahwasanya hampir semua tempat di tanah suci adalah tempat yang mustajab untuk berdoa. Sehingga kemungkinan untuk dikabulkannya doa di tempat-tempat tersebut semakin besar dibandingkan kita berdoa ditempat biasa. Tetapi sekali lagi, itu semua adalah kekuasaan Tuhan. Yang pasti, semua rencana Tuhan akan terlihat indah pada waktunya.
Maka sejak saat itu, ayah sama bunda jadi kompak loeh nak. Setiap orang yang menanyakan tentang tanda-tanda kehamilan kamu, selalu kami jawab dengan sebuah permintaan doa kepada mereka untuk kita berdua. Dan biasanya mereka akan spontan mengaminkannya.
Dan diantara banyak permintaan tersebut, ada suatu kejadian yang sampai detik ini masih selalu ayah dan bunda ingat. Ternyata 2 hari setelah bunda minta Shanaya untuk mendoakan supaya bunda hamil seperti tantenya. Sebelum baris dan pembacaan ikhrar dimulai, Shanaya menghampiri bunda sambil berlari kecil, "buyani, kemarin sehabis sholat magrib berjamaan, aku sudah berdoa sama Allah supaya bu yani bisa hamil kaya tante aku, bener loeh bu, klo nga percaya tanya saja sama mamah aku, kan mamah sama papa ikut mengaminkan juga loeh bu," kaya Shanaya sambil masuk kebarisan karena pembacaan ikhrar segera mau dimulai. Tau nga nak, sepanjang pembacaan ikhrar, tak henti-hentinya mata bunda berkaca-kaca. Kata Ayah, seandainya saja doa dan permintaan kita sampai saat ini belum juga dikabulkan oleh Allah karena dosa dan perbuatan kita dimasa lalu, mungkin dengan perantaraan doa seorang anak yang masih suci dan belum banyak berbuat dosa ini Insya Allah doa dan keingininan kita dijawab oleh Allah ya bun kata ayah sambil memeluk bunda yang tengah mengusap air mata. Ketika bunda menceritakaan kejadian diatas sama ayah malamnya sebelum kita berdua tidur.