Jumat, 22 Maret 2013

bawang putih dan bawang merah

Cerita ayah

Anakku tercinta, hari ini (22 Maret 2012) ayah pengen cerita mengenai 2 orang asisten rumah tangga kita untuk dijadikan pelajaran. Dan ayah sangat yakin, ada banyak cerita yang bisa kamu ambil hikmahnya.
Jauh sebelum kamu lahir, atau tepatnya beberapa minggu setelah ayah sama bunda menikah, kami berdua memutuskan untuk mempekerjakan tetangga kita untuk membantu pekerjaan rumah. Awalnyasih bunda merasa kasihan sama ayah karena harus mencuci baju sepulang kerja, padahal kalo kamu tau nak, sejak mulai masuk SMP, ayah sudah dibiasakan sama enin untuk mencuci baju sendiri walaupun pada saat itu enin masih mempekerjakan seorang asisten rumah tangga atau seorang pembantu. Sengaja enin membelikan setiap anaknya 5 buah ember sebagai tempat menyimpan cucian kotor setiap anak-anaknya. Diantara kelima anak enin, ayah dan om anto merupakan anak enin yang paling "rajin" mengoleksi pakaian kotor he..he... Klo ayah biasanya mengumpulkannya selama 1 minggu baru di hari minggu pagi semuanya dicuci, sedangkan om anto lebih sadis lagi, kadang klo baju seragam sekolahnya dah habis baru mo nyuci, tapi berhubung enin merupakan ibu yang baik sama anak bontotnya, biasanya om anto masih suka dicuciin. Menginjak lulus SMP, ayah memutuskan untuk tinggal di pondok gede sama aki toto. Disana ayah mulai rajin mencuci karena disamping harus mencuci baju sendiri, ayah juga punya kewajiban untuk mencuci baju aki toto jadi mau tidak mau setiap 2 - 3 hari ayah pasti harus mencuci baju.
Nah kembali ke awal cerita, asisten rumah tangga kita pertama, sebut saja namanya bawang merah. Seorang ibu dengan 2 orang anak yang beranjak dewasa yang keduanya terpaksa harus mengikuti neneknya tinggal di kuningan, sementara kedua orangtuanya bekerja di pinggiran Jakarta. Suaminya bawang merah kerjanya jualan mainan anak keliling kampung, sedangkan bawang merah sendiri kerjaannya nyuci gosok ke rumah orang-orang yang mempekerjakannya yang salah satunya rumah embah yantin dimana kita semua tinggal bersama secara damai ;-). Klo kamu sudah bisa baca tulisan ayah ini, Insya Allah kita sudah bisa tinggal dirumah sendiri ya nak (aamieen)


Pelajaran pertama;  Ayah tidak merokok karena ayah cinta keluarga ayah (kamu dan bunda)
Suatu hari bawang merah pernah cerita klo dagang mainan saat ini kurang bisa diharapkan karena keuntunggannya nga seberapa, dibandingkan awal pertama kali mereka merantau, ketika ayah tanya, berapa pendapatannya dari berdagang mainan rata-rata; bawang merah dengan sendu menjawab keuntungan bersihnya berkisar antara 10 sampai 30 ribu per hari.
Tau nga nak apa yang membuat ayah sama bunda jengkel mendengar kalimat selanjutnya. Dari pendapatan yang minim tersebut, sebagian besar pengeluarannya justru dipakai oleh suaminya bawang merah untuk membeli rokok. Klo sehari mendapat 30 ribu, masa dihabiskan sama suaminya mba untuk membeli rokok sepuluh ribu. Ayah sama bunda sampe nga habis pikir mendengarnya. Makanya kelak ayah wanti-wanti sama kamu, klo cari suami, kriteria berikutnya setelah sholeh dan ngerti agama, sebaiknya mau memilih yang tidak merokok seperti Ayah. Karena bagaimana dia mau menyanyangi kamu, sedangkan menyayangi dirinya sendiri aja dengan cara menjaga kesehatannya dia tidak bisa. Satu lagi pesan ayah, jangan pernah beli ager sama pedagang nakal seperti suaminya bawang merah ya nak, karena mereka memakai gula bibit untuk memberi rasa manis pada agernya. Jadi klo dede pengen agar-agar, tinggal bilang aja ya biar bunda bikinin yang sehat khusus buat dede hanindiva tercinta.

Pelajaran kedua;  Jujur kacang ijo memang terkenal enaknya
Pernah pulang dari kerjaan, ayah beli sesuatu di warung bu mala depan rumah dengan mempergunakan uang Rp. 50.000. Untuk membayarnya. Ingatan ayah sangat kuat pada saat itu karena bu mala nga punya kembalian maka terpaksa ayah ngutang dulu sedangkan uang yang 50 ribu itu ayah kantongin lagi. Entah karena jatuh ketika mengantongin kembali atau karena sebab lain, keesokan harinya uang tersebut hilang dari kantong celana. Hal itu ayah sadari ketika esok harinya ayah membuka gembok pager karena bawang merah datang untuk mencuci baju dan melihat bu mala didepan warungnya sedang merapihkan dagangannya. Spontan setelah ayah lihat celana panjang ayah dijemur sama mba, ayah minta bunda mengecek kantong celana ayah untuk membayarkan hutang ayah ke bu mala.
Kejadian berikutnya dialami oleh bunda, kembalian bunda dari tukang ojek yang dikantongi disaku celana juga hilang setelah dicuci. Mungkin waktu uang ayah yang hilang ayah masih bisa berpikiran positif dan berusaha tidak menuduh mba kita yang mengambilnya, tapi setelah mendengar cerita bunda, membuat ayah semakin waspada dan sedikit menaruh curiga. Nga lama berlalu kejadian kedua. Ada saja kejadian yang kurang mengenakkan dirumah, mulai dari kerudung bunda yang hilang setelah mba bertanya dimana dia bisa beli kerudung model bergo kaya begitu yang murah, atau jika ka heni (panggilan mba ke bunda) punya kerudung yang sudah tidak dipakai, karena dia mau mencoba memakai kerudung. Tapi untuk yang satu itu, ayah sempet bilang sama bunda, klo memang dia butuh, kita ikhlaskan saja asalkan memang benar dipake. Dan sebenarnya bunda juga punya niatan mau ngasih beberapa bergo yang sudah jarang dipakai, setelah mendengar bawang merah memiliki niat mulia untuk memakai kerudung. Tapi ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur.
Puncak dari semua kejadian, persis 1 minggu sebelum hanin lahir, bawang merah tiba-tiba minta cuti lama dengan alasan kesehatannya dan ingin berobat dahulu. Padahal ayah sama bunda sedang sibuk-sibuknya mempersiapan proses kelahiran kamu sehingga perlu orang untuk membantu pekerjaan rumah tangga yang tidak bisa dikerjakan oleh ayah sama bunda. Awalnya ayah sama bunda tidak ada masalah, toeh selama ini kita juga sering memberikan kelonggaran waktu libur ketika bawang merah pulang kampung untuk menengok anak-anaknya di kuningan.
Yang menjadi permasalahannya, Kemudia beredar isu klo ternyata bawang merah menerima kerja di tempat lain untuk memasakkan makanan untuk para pekerja di salah satu rumah majikannya yang sedang direhab. Karena bawang merah sudah memegang 3 rumah, dan merasa kewalahan untuk menambah lagi 1 pekerjaan baru, maka rumah kita yang dikorbankan. Mungkin dalam pikirannya, karena ayah sama bunda baik sama dia, maka jika proyek rehab rumahnya sudah selesai, dia bisa kerja lagi dirumah kita. Dengan marah ayah minta kepada bunda untuk tidak memberikan gaji terakhirnya sebelum akhir bulan, untuk memberi pelajaran kepada dia tentang arti kata komitmen.
Allah memang sangat baik pada kita nak, dia tunjukkan satu persatu fakta tentang bawang merah kepada kita. Mulai dari cerita dia menerima kerjaan memasakkan para pekerja bangunan, cerita majikannya yang memecatnya karena ketahuan tangan mencuri, sampai rumor yang berkembang mengenai banyaknya barang rumah tangga yang pada hilang setelah bawang merah bekerja ditempat mereka. Dan anti klimak dari kesemuanya, ayah tidak perlu memecatnya karena dia sendiri yang minta cuti panjang. Setelah rentetetan kejadian tersebut, dengan bulat ayah sama bunda menolak dengan halus keinginan bawang merah untuk kembali bekerja dengan alasan kita sekarang lebih memerlukan seorang pengasuh buat anak ayah tercinta dibandingkan seorang asisten rumah tangga seperti dia pada saat bawang merah menganbil gaji terakhirnya yang cuma 10 hari kerja, Dan sepertinya bawang merah bisa memahami alasan ayah dan bunda yang tepat sekaligus tidak menyakiti perasaan bawang merah yang memang sedang membutuhkan pekerjaan untuk menggantikan pekerjaan memasakkan para pekerja bangunan yang konon katanya tidak berlangsung lama karena para pekerja lebih memilih meminta uangnya saja dibandingkan dimasakkan oleh bawang merah.
Buah manis dari cerita ini ayah tulis agar kelak hanin bisa baca tulisan ini untuk mengambil hikmah dibalik cerita ini. Tidak ada maksud sedikitpun niatan ayah untuk membuka aib bawang merah kesemua orang, tapi lebih sebagai pelajaran buat kita semua. Jika kita bersandar hanya kepada Allah, dan menjadikan Allah sebagai tempat kita berpasrah, niscaya Allah pasti akan menunjukkan yang terbaik buat kita. Persis 1 bulan umur kamu, Allah memberikan bawang putih sebagai gantinya. Dan karena saat itu bunda masih punya cuti melahirkan yang 3 bulan, maka bawang putih baru bekerja 1 minggu sebelum sisa cuti bunda habis. Dan sebagaimana cerita bawang merah dan bawang putih, bawang putih yang satu ini Insya Allah bisa dipercaya. Uang bunda yang ada dikantong yang terlupa diambil sehingga kecuci ternyata masih tersimpan dengan aman. Begitu pula perlakuan bawang putih terhadap anak ayah tercinta. Bawang putih terlihat menunjukkan sifat keibuan, serta penuh cinta dan kasih pada saat mengasuh anak ayah tercinta. Bahkan dari ceritanya sendiri, jika hari libur (sabtu atau minggu) dimana bawang putih hanya mencuci dan menggosok baju saja, ada perasaan kangen terhadap anak ayah. Dan harapan ayah sama bunda, semoga aja bawang putih anak ayah ini memang buah manis dari rencana Tuhan terhadap kita semua. Karena ayah yakin dan percaya, Allah akan membuat sesuatu terlihat indah pada waktunya. Allah tidak pernah menjanjikan langit selalu terlihat  cerah, tapi kita hampir selalu bisa melihat pelangi yang indah berwarna warni, sesaat setelah langit kembali bersahabat.