Rabu, 08 Juni 2022

 Adik Baru

Aku akhirnya jadi kaka, kata hanindiva saat kami pulang dri rumah sakit membawa adik baru. Hanif Athallah Harri Jumadi adala nama yang kami berikan buat anggota keluarga baru kita. 10 April 2021 sekitar jam 10 malam dia dilahirkan.


Rabu, 02 September 2020

Sesungguhnya sakit itu adalah sebuah teguran

Selasa sore,  25 Agustus 2020 selepas sholat ashar ayah merasakan pusing yang luar biasa ketika mau kembali bekerja. Kebetulan ayah giliran kerja dari rumah sehingga selepas sholat Ashar saat mau kembali bekerja kepala ayah pusing luar biasa sehingga ayah memutuskan untuk istirahat sejenak. Besoknya ayah ijin tidak masuk ke kantor karena rencananya mau ke dokter, tapi rasa pusing yang luar biasa membuat ayah  menghabiskan waktu untuk beristirahat dirumah saja. baru ke esokan harinya ayah ke klinik berlian untuk berobat sekaligus meminta surat dokter karena tidak masuk kerja. Sabtunya ayah kebali berobat ke RS. Hermina diantar sama bunda guna cek darah sekaligus mencari opini dokter kedua karena di Klinik Berlian ayah di diaknosa Vertigo, sementara ayah berkeyakinan kalo Anemia ayah lagi kambuh. Ternyata hasil cek darah tidak terlalu rendah sehingga di Hermina ayah juga di diagnosa Vertigo...


Jumat, 10 Juli 2020

Ada Rencana Indah Allah dibalik Pandemic Korona..

Pandemi COVID-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2). Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada 2 Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Pada 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan sebagai provinsi paling terpapar.
Sampai tanggal 9 Juli 2020, Indonesia telah melaporkan 70.736 kasus positif, terbanyak di Asia Tenggara melampaui Singapura. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat keenam terbanyak di Asia dengan 3.417 kematian. Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala COVID-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sementara itu, diumumkan 32.651 orang telah sembuh, menyisakan 34.668 kasus yang sedang dirawat. 
Jakarta sendiri menerapkan Pematasan Sosial Berskala Besar mulai 10 sampai 23 April 2020. Dan terhitung mulai 13 April kantor ayah mulai menerapkan Work from Home alias bekerja dari rumah. dan sejak saat itu juga Ayah mulai Sholat dirumah. Bunda sendiri sudah lebih dahulu bekerja dari rumah karena sekolah juga diliburkan mengingat anak dan orangtua adalah bagian terbesar pasien yang rentan sama peyakit ini.  Insya Allah tahun ini juga merupakan tahun terakhir bunda mengajar setelah kurang lebih 10 tahun menjadi guru. Semoga ini merupakana keputusan terbaik buat kita semua ya nak?
Ramadhan kali ini tidak ada buka puasa bersama, sholat tarawih berjamaah di masjid dan akhirnya tidak juga ada sholat Idul Fitri. Lebaranpun menjadi lebaran online pertama di dunia yang silahturahimnya secara maya. Aki toto akhirnya untuk pertama kalinya berlebaran dirumahnya dan kita juga berkesempatan mengunjungi rumah beliau setelah sedikit drama permintaan ijin datang sampai suasana kunjungan tampa bersalaman dan mempergunakan masker sambil berbicara. pokoknya lebaran kali ini menjadikan lebaran yang unik buat kita semua. 
PSBB Jilid 2 di Jakarta dilanjutkan sampai tanggal 2 mei 2020 dan berlanjut sampai jilid 3 yang berakhir pada 4 Juni 2020. Setelah dirasakan tingkat penularannya mulai menurun, Gubernur DKI Pak Anies memperkenalkan masa transisi fase pertama yang sewaktu waktu bisa ditingkatkan menjadi PSBB kembali ketika terjadi lonjakan menularan Covid 19. Istilah pemerintahnya adalah masa New Normal atau masa Normal baru dimana kita dipaksa untuk hidup berdampingan dengan virus Covid dengan cara menerapkan pola hidup sehat. Menyediakan sarana cuci tangan umum pada perkantoran dan sarana umum serta pusat perbelanjaan dan fasiltas umum dan sosial dimana tingkat keramaiannya tinggi.  
AKhirnya untuk pertama kalinya juga Ayah bisa merasakan kerja dari rumah sambil melihat kaka bermain atau menemani sesekali menonton tv ketika ayah senggang saat bekerja dirumah. Pernah pada suatu kesempatan Ibu Nadia bercerita bahwa suatu saat nanti kita akan mengarah kepada era dimana kita bisa bekerja dari rumah. Cukup denga dasteran sambil ngopi depan laptop. Teknologinya sudah ada, tingga masalah keamanannya aja yang lagi kita perbaikin. Jadi nanti kita hanya ke kantor jika ada rapat atau koordinasi saja. Beberapa dari kita sudah bisa. Tinggal implimentasinya saja nanti.
Alhamdullilah, korona membuat semua itu terwujut lebih cepat. Beberapa karyawan yang memiliki bayi dan sedang hamil, masih bisa mencari nafkah dirumah saja dengan Work From Home, sedangkan yang lain bekerja secara bergiliran sehari dirumah sehari di kantor. Mulai bulan juli ini khusus kepala bagian keatas dan beberapa staf dan karyawan yang memang tidak bisa bekerja dari rumah ada yang diminta masuk full. sedangkan yang tidak dengan terpaksa gajinya dikurangi karena mereka hanya bekerja 50% dalam sebulannya. Alhamdullilah, walaupun sedikit besar ambadar kena imbasnya, setidaknya Ayah masih bisa bekerja mencari nafkah. Karena mulai bulan juli ini juga, bunda sudah resmi berhenti mengajar di Al Azhar kelapagading. Oiya ayah dan bunda sudah 10 tahun lebih loeh bekerja. Dan tahun ini bunda sudah merasa bahwa tugas seorang ibu dan istri itu adalah dirumah. Ayah cuma bisa bilang, Hijab terbaik seorang wanita itu adalah dinding rumahnya. Semoga Allah menambah keberkahan rezeki kita semua ya  nak.... Aamiin ya mujibasailin.


Akikah Bunda.
Alhamdullilah setelah bunda dinyatakan negatif Covid 19 oleh dokter puskesmas kelapagading, bunda bernazar untuk melakukan akikah. Oiya ada sedikit ceriat sedih mungkin yang ananda Hanin perlu tau. Team guru bahasa Inggris di Al Azhar itu ada ada 4 orang termaksud bunda. DIantara ke empat guru ini ada 1 orang yang pas banget ketika sedang rapat di sekolah mendapat kabar bahwa dirinya positif terkena covid 19. bunda, kepala sekolah dan bu Ningrum merupakan 3 orang yang terindikasi berdekatan dengan masien sehingga diminta untuk melakukan tes swap guna memastikan bahwa mereka tidak tertular. Dan seperti yang ayah ceritakan diatas, bunda dan kedua temannya dinyatakan negatif. Alhamdullilah hari ini, Jumat 10 Juli 2020 dengan melalui tangan Ust Subhan Bawazier sendiri, kambing bunda, embah dan anti Indri telah disembelih. Sekitar jam 9an bunda dikirimin video prosesi penyembelihannya. dagingnya Insya Allah akan dibagikan bagi jamaah sekitar pesantren Anas bin Malik selepas mereka sholat Jumat nanti. Masya Allah, niat yang baik disempurnakan oleh Allah lewat tangan Ust Subhan sendiri yang Insya Allah hafish Qoran yang langsung memotong kambing akikah bunda. Ayah yakin seandainya tidak ada virus Covid 19 belum tentu beliau bisa turun langsung dalam prosesi tersebut. Itulah hikmah dibalik pandemic covid 19 yang kita rasakan saat ini. Kaka Hanin belajar di rumah sama Bunda, ayah sesekali bekerja dari rumah. Dan kita bisa bercengkeraman sambil tetap memiliki penghasilan buat semuanya. Nikmat Tuhan yang manakah yang kau dustakan.....
 

Rabu, 03 Juni 2020

SILSILAH KELUARGA

Nasab atau garis keturunan

Didalam agama Islam, ada budaya yang hingga saat ini masih dipakai dan dilestarikan yaitu memperkenalkan garis keturunan kepada anak keturunan mereka. Maksudnya adalah, kita dibiasakan untuk mengenal nama-nama kakek buyut mereka, minimal hingga lima tingkatan ke atas. Ini kebanggaan bagi bangsa Arab bahwa keturunan mereka terjaga dan bersih.

Dalam bahasa Arab, nasab berarti keturunan atau kerabat, yaitu pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah melalui akad perkawinan yang sah. Alquran menyebutkan kata nasab sebanyak tiga kali. 
Pertama, dalam surah al-Mukminun ayat 101, "Ketika sangkakala ditiup (kiamat) maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu."
Kedua, dalam surah al-Furqan ayat 54, "Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia berketurunan (nasab)." 
Ketiga, dalam surah as-Saffat ayat 158 yang berisi tuduhan umat Nabi Yunus AS yang ingkar bahwa Allah SWT dan jin berhubungan nasab.

Nasab adalah pertalian kekeluargaan yang didasarkan pada akad perkawinan yang sah. Dalam ajaran fikih Islam, seorang anak bernasab kepada ayahnya. Inilah alasannya mengapa Islam sangat keras mengutuk perilaku perzinaan. Anak yang lahir dari hasil zina tidak dapat dinasabkan kepada siapa pun. Demikian juga wanita yang berzina dengan banyak laki-laki, kemudian hamil. Maka, ia tak dapat pula memastikan siapa ayah dari anak yang dikandungnya.

Para ulama, seperti Imam Abu Hanifah, Sufyan As-Sauri, Abdurrahman al-Auza'i, dan lainnya sangat keras dan mengecam pelaku perzinaan. Seorang laki-laki yang menjadi bapak biologis dari anak yang lahir dari zina, ia tidak dapat menjadi wali dari anak perempuan hasil zinanya itu. Alasannya, nasab hanya bisa diturunkan melalui jalur pernikahan. Sedangkan, wali nikah hanya boleh dari bapak yang sah secara syariat.

Bahkan, Imam Syafi'i berpendapat, seorang anak perempuan yang lahir dari perzinaan, ia boleh dinikahi bapak biologis yang menzinai ibunya. Hal ini membuktikan, tak ada ikatan nasab apa-apa antara anak dan bapak karena hubungan perzinaan. Sekalipun, secara biologis mereka sebenarnya ada hubungan pertalian darah.

Demikian juga dengan harta warisan. Anak hasil perzinaan tak bisa mendapatkan waris apa-apa dari orang tuanya, demikian pula sebaliknya. Inilah yang disepakati para ulama, bahwa akad nikah merupakan satu-satunya jalan untuk memperoleh keturunan yang sah.

Mengenal keluarga Hanindiva
Jika dilihat dari garis keturunan dari pihak ayah atau Patrilineal. Patrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu pater yang berarti ayah, dan linea yang berarti garis. Maka Hanindiva adalah cucu dari seorang Polisi bernama Djoemadi AS yang akan ayah kenalkan sebentar lagi mengenai kisahnya dibawah ini. Sedangkan jika melihat secara matrilineal berarti silsilah Hanindiva jika dilihat dari garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Insya Allah juga akan ayah ceritakan pada tulisan ayah berikutnya, atau mungkin bunda yang akan menuliskannya buat Ananda Hanin karena siapa lagi yang lebih mengenal keluarga bunda selain Bunda sendiri tentunya. Akan berbeda jika keluarga bunda ditulis berdasarkan versi ayah ketimbang Bunda sendiri yang menulis.

Ayah hanindiva adalah anak ke empat dari lima bersaudara. Ayahnya bernama Djoemadi Adi Susatyo dan Ibunya bernama Utit Sutiah. Sedangkan nama nama anak mereka mulai dari yang pertama sampai yang terakhir adalah sebagai berikut: 


  • Sriwahyuni Kusumanti menikah dengan Rahmat Sutoto. Sepasang anak mereka bernama Rani Puspitasari dan Andrey Kurniawan.
  • Sasono Winahyu Djati beristrikan Nuraini Hasan. Nama anaknya adalah Alisya Shakila Djati.
  • Sulistyo Adhi menikah dengan Saidah dan memperoleh anak bernama Syafiq Abdurahman Adhi.
  • Harri Susanto menikah dengan Bunda Henny Handayani dengan Hanindiva Amirah Mazaya sebagai anaknya.  
  • Nugrahaning widyanto dengan Amri lestari memperoleh 2 anak lelaki bernama Muhamad Raihan Putra Arianto dan Muhamad Faiz

SILSILAH KELUARGA SALAMOEN SASTRODIMEDJO
Salamoen Sastrodimedjo Bin Karyadi dengan Saodah Binti Kartodikromo
  1. Ki Badawi Sastroatmodjo - Sukini
  2. Mohamad Yusak
  3. Soebadi Slamet Riyoto - Indrati binti soemardi
  4. Samboedi
  5. Djoemadi Adi Susatyo - Utit Sutiah
  6. Soemiyati - Saljo Djojodmarto
  7. Wahyuni
  8. Soebardi - Soesyati
  9. Nuryati - Sudirman
  10. Soebarno - Nining Nur Kiswati
  11. Munjaiyah - R Soemarlan
  12. Soedarto - Siti Sundari

Senin, 01 Juli 2019

PONDOK MERTUA INDAH

Pondok mertua indah atau rumah mertua indah adalah sebutan bagi sebuah rumah mertua yang masih dihuni oleh anak dan menantunya. Biasanya, hal ini terjadi karena anak dan menantunya sendiri belum memiliki rumah sendiri atau belum mampu membelinya

Layaknya pepatah “jauh bau bunga dan dekat bau bangkai”, para personil lintas generasi yang tinggal dalam satu atap tersandung konflik. Pasalnya, karena  terpapar setiap hari, perbedaan antara pasangan muda dengan orang tuanya semakin nyata. Tetapi, apa untung dan ruginya tinggal bersama orangtua?
Untung

1. Anak lebih aman apabila keduanya bekerja. Karena meski sudah bersiaga dengan CCTV, banyaknya pemberitaan kriminal dari pengasuh ‘nakal’, kerap membuat orang tua takut kecolongan, apalagi jika keduanya sibuk. Selain itu, ketika si kecil sakit padahal Anda harus bekerja, pasti Anda dan suami akan merasa lebih nyaman meninggalkan si kecil dengan kakek neneknya daripada hanya dengan si mbak. Apalagi kalau jika dibutuhkan tindakan emergency seperti membawa ke rumah sakit.

2. Lebih praktis.. Daripada macet dan repot mengantar jemput anak yang dititipkan saat kedua orangtua bekerja, atau dari pada harus meluangkan waktu, tenaga dan biaya khusus untuk menjenguk dan mengurus  orang tua, lebih baik ngumpul. Toh, privasi tetap terjaga karena tidak tinggal selantai (apabila rumah bertingkat).

3. Membantu memonitor tumbuh kembang anak. Kakek nenek lebih dipercaya daripada ART untuk mewariskan nilai-nilai dasar, seperti etiket, kejujuran dan empati kepada si kecil. Karena Anda sendiri sudah membuktikan hasil didikan mereka, maka Anda yakin apa yang diterima si kecil tidak akan melenceng atau jomplang dari yang Anda anut  sekarang. And those are priceless!

4. Kakek nenek tidak akan terlalu sepi atau kehilangan, berkat adanya cucu, yang artinya Anda memberi ‘kehidupan baru’ bagi orangtua, terutama bila mereka  minim aktivitas.

5. Anda berdua memiliki lebih banyak free time untuk ‘me time’ dan ‘pacaran’. Kebanyakan nenek kakek dengan senang hati bermain dengan cucu, saat Anda ingin nyalon atau berakhir pekan berdua saja dengan suami.

Rugi

1. Potensi konflik kerap muncul, misalnya jika
  • Orangtua dianggap mengintervensi. Penyebabnya,  pertama, karena mereka menganggap pasangan muda masih bau ‘kencur’ dan miskin pengalaman dalam mengelola dan membina rumah tangga, sehingga dari urusan finansial, berbagi tugas domestik sampai menjalankan peran orangtua –jika pasangan muda sudah memilik ianak- orangtua kerap ikut campur. Alasannya mungkin karena mereka ingin memberi contoh atau teladan. Posisi orangtua untuk mengintervensi kehidupan anak menjadi kuat jika orangtua memberi suntikan dana kepada anak.  
  • Terjadi ketimpangan atau perbedaan dalam prinsip hidup, standar dan nilai antara dua generasi. Misalnya, ibu mertua ibarat ‘menteri kebersihan’ saking hobi beres-beres rumah. Sementara si menantu perempuan  bertolak belakang, sebab mainan anak, lemari baju dan kamar tidur berantakan adalah “sarapannya” sehari-hari. Atau orangtua menganggap gaya hidup  anak dan pasangannya boros, karena tiap akhir pekan hang out, mempekerjakan nanny dengan gaji tinggi, dan sebagainya.  Padahal anak menganggap apa yang mereka keluarkan itu wajar dan sesuai tuntutan jaman.  
  • Belum mengenal karakter dan gaya masing-masing. Teknik dan gaya penyampaian pendapat yang  sering tidak cocok, terutama untuk menantu yang sensi dan belum paham betul karakter  mertua, membuat  rasa sayang dan perhatian orangtua justru dianggap sebagai kritik, menggurui hingga bentuk kenyinyiran.
  • Berebut kasih sayang. Umumnya terjadi antara mertua wanita dengan menantu perempuan. Konflik paling rentan terjadi pada menantu wanita yamg tidak bekerja yang tinggal di rumah mertua wanita. Bahkan, Monica Sulistiawati, M.Psi. dari Personal Growth, Jakarta, mengaku banyak klien wanita yang baru menikah datang untuk konseling karena mengeluh ada ‘orang ketiga’ dalam  perkawinan. Si ‘penyusup’ itu bukan wanita muda tapi mama mertua. “Keduanya kebanyakan mengedepankan emosi dan perasaan, makanya gampang terjadi ‘gencatan senjata’, “ ujar Monica.

2. Dari sisi cucu, kebanyakan cucu yang tinggal bersama kakek nenek lebih manja dan seenaknya. Ini karena kecenderungan kakek nenek yang mengabulkan dan jarang merem keinginan cucu. Selain itu karena seharian bersama kakek nenek, maka anak  akan lebih mendengar opini kakek nenek daripada orang tuanya.

3. Anda  berdua jadi kurang mandiri karena cenderung tahu beres, akibatnya kurang paham atau lihai perihal domestik karena masih menerima support.      

https://www.ayahbunda.co.id/keluarga-psikologi/untung-rugi-tinggal-di-pondok-mertua-indah
 

Kamis, 11 April 2019

Akhirnya bisa pulang kampung juga ...

Allah adalah sebaik-baiknya perencana. Ketika kita merencanakan sesuatu, Allah jualah yang menentukannya. Begitu juga dengan keluarga kita. Sudah sangat lama ayah dan bunda berencana ingin sekali berkunjung ke kampung halaman embah di kutoarjo, Sebuah rencana yang sudah kita susun sesaat setelah ayah dan bunda menikah. 
Desa Tanjungrejo, yang masuk kedalam wilayah kecamatan Kutoarjo kabupaten Purworejo Jawa tengah dimana embah kakung Suprapto dan orang tua embah putri Sri Suyantin berasal. Keluarga besar embah kakung adalah orang Kutoarjo asli. Ayahnya embah kakung adalah pensiunan anggota TNI yang meninggal persis 10 tahun setelah Embah kakung Suprapto meninggal. Mbah Moein, begitu orang memanggilnya. Sosok pensiunan tentara yang mengisi masa pensiunnya dengan cara bertani. 
Ketika Embah kakung Suprapto mulai sakit, beliau sebagai orang tua yang sangat mencintai anaknya memutuskan untuk menjemput embah pulang ke Kutoarjo untuk mendapatkan perawatan dirumah sakit militer dimana beliau tinggal dan berdinas semasa masih aktif menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia. Sayangnya Allah lebih sayang kepada beliau. Diusianya yang masih relatif muda, beliau dipanggil sama Allah dengan meninggalkan 2 orang anaknya, bunda Henny dan Anti Indri.  Ada kisah sedih dimana saat beliau meninggal, embah Sri Suyantin Justru tidak bisa melihat saat-saat terakhir suaminya karena kabar duka tersebuh tidak sampai kepadanya hingga dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Krapyak Desa Tanjungrejo lokasi
Dan ayah harap, apapun alasannya, semoga bisa menjadi ladang amal buat embah atas keikhlasannya melepas kepergian sang suami tercinta menghadap panggilanNya. 
https://goo.gl/maps/Jy2zeoU54LoQCKug8
Mungkin bagi sebagian besar orang, bersilahturahim dengan sanak saudara merupakan hal wajib yang harus dilakukan saat lebaran tiba. begitu juga dengan ayah dan bunda. tapi lebaran kali ini mungkin akan menjadi beda. Ya, setelah hampir 8 tahun kami menikah, akhirnya Ayah dan bunda bisa menggunjungi makan embah kakung ananda, bapak Suprapto yang telah meninggal saat bunda berumur sekitar 6 tahun. Saat dimana seorang anak sedang butuh kasih sayang yang teramat besar akan ayahnya.Takdir memang sudah ditentukan jauh sebelum kita lahir, begitu juga dengan bunda. 
 
Syukur Alhamdullilah embah punya rejeki dan akhirnya kita semua bisa berangkat nyekar kesana pada tanggal 6 - 9 April 2019.  Naik kereta sawunggalih dari stasiun senen pukul 08.00 pagi. Anti berangkat dari rumah langsung ke stasiun dan kita bertemu disana. Untuk pertama kalinya ayah dan ananda Hanin naik kereta ke jawa dan kali beberapa bunda karena katanya dulu bunda pernah kesana selepas embah Prapto meninggal dan sempet pula tinggal beberapa saat disana.


Kita tinggal dirumah Mbah ning, adik mbah Prapto yang kebetulan paling dekat dengan makam. Dahulu suaminya yang seorang polisi yang bertugas di jakarta minta mutasi ke daerah besole karena ingin berbakti kepada orang tuanya yang sudah sepuh. dan kebetulan mertua dari mbah yul itu berdekatan dengan makam dan rumah besar dari mbah muin. hanya beberapa menit saja mengendari mobil. Rumahnya enak dan adem, jalannya masuk mobil tapi bukan jalan utama jadi nga bising. dibelakannya ada mushola yang dibangun di tanah keluarga pak Polisi menambah kesejukannya. Lokasi 
Disana kita juga ketemu dengan saudara embah yang lain yang kebetulan juga sedang ke purwerojo seperti mba yul yang suaminya dinas di Irian yang kebetulan lagi tugas belajar di Jogjakarta sehingga bisa mampir ke Purwerejo sekalian reunian sama teman sma nya. Dan Mbah Kanta, kakk tertua Mbah Prapto yang memang rutin nyekar ke purworejo sekalian liatin rumah besar uyut.
Hari kedua, Ahad, 7 April kita menyewa mobil untuk ziarah ke makam dan mengunjungi rumah peninggalan Uyut muin mulai dari pagi sampai siang. Selepas ashar kita keliling kota Purworejo dan mampir berbelanja di mall laris kutoarjo sebentar sampai magrib. Seninnya istirahat guna persiapan pulang selasa pagi. Kita sampai kembali di Jakarta Sekitar jam 2 siang sudah sampai stasiun senin. Alhamdullilah perjalanannya menyenangkan dan syarat kenangan.Oiya anti Indri turun di stasiun Bekasi karena lebih deket pulannya jadi kita pisahan deh di Bekasi.




Jumat, 15 Maret 2019

Sahabat itu.....

Ada yang bilang bahwa persahabatan itu terjalin akibat adanya saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Kalau boleh dibilang, satu tingkat diatas pertemanan mungkin ya. Mungkin banyak dari kita yang bisa berteman dengan siapa saja, tetapi tidak semua teman kita bisa menjadi seorang sahabat. karena sahabat itu....
Siapa sih yang tidak pernah punya teman. Manusia adalah mahluk sosial, sehingga manusia itu tidak bisa hidup tampa bersosialisasi. Secara mutlak kita tidak bisa hidup tampa bantuan orang lain. Mulai dari lahir sampai meninggal kita membutuhkan orang lain. Memang sih ada beberapa film yang mengangkat tema mengenai kehidupan seseorang dengan kesendiriannya. 

Cast away yang menceritakan seorang petugas ekspedisi yang mengalami kecelakaan pesawat dan kemudian terdampar di sebuah pulau saat ditugaskan meninjau salah satu cabang. Entah karena apa, pesawat tersebut mengalami kecelakaan dan terdampar di sebuah pulau asing. Meski film cast away terlihat sederhana tapi anda akan belajar lebih banyak tentang pantang menyerah. 


Film "Nim’s Island" yang menceritakan mengenai Nim (Abigail Breslin) yang harus kehilangan ibunya saat seekor ikan paus menyeret ibu Nim ke dasar laut. Ibu Nim adalah seorang ahli biologi laut yang sedang menyelidiki kehidupan ikan paus. Jack (Gerard Butler), ayah Nim, yang merasa kehilangan kemudian mengajak Nim untuk berlayar mengelilingi dunia untuk mencari ibu Nim. Sayangnya mereka berdua malah terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni.

Kembali mengenai persahabatan. banyak sekali film, sinetron maupun novel yang juga menceritakan mengenai sebuah persahabatan. Bahkan tidak sedikit film yang menceritakan mengenai persahabatan antara manusia dengan binatang atau manusia dengan mahluk lainnya seperti alien atau hantu sekalipun. dari sana saja kita sesungguhnya sudah bisa menarik kesimpulan bahwasanya manusia itu sesungguhnya adalah mahluk sosial. 


Siapakah Sahabat?
Jika ada dua orang bersahabat karib, apakah yang terjadi di antara mereka? Apa yang menjadi ciri sebuah persahabatan, yang membedakan dengan hubungan antarmanusia pada umumnya? Perhatikan ciri-ciri sahabat berikut ini.
1.Sahabat itu saling berbagi
Disebut sahabat, karena mereka saling berbagi rasa dalam suka dan duka. Mereka saling membantu dan saling meringankan beban, karena kuatnya ikatan perasaan yang ada pada diri mereka. Saat memiliki keluangan rejeki, ingin berbagi. Saat sedang kekurangan, sahabat adalah tempat yang tepat untuk berkeluh kesah. Saat pergi rekreasi, ingin membelikan hadiah untuk sahabat. Saat sedang haji, ingat mendoakan sahabat.
Demikian pula suami istri. Semestinya mereka saling berbagi dalam suka dan duka, dalam canda dan airmata, dalam derita dan bahagia. Suami dan istri harus saling bisa berbagi dalam segala sisi, baik perasaan, materi, fasilitas, dan lain sebagainya. Suami dan istri itu tidak pelit, tidak rumit dalam berbagi, dan memudahkan semua urusan. Sampai pun dalam hal yang teknis dan praktis, bisa makan sepiring berdua, minum segelas bersama, tidur satu selimut, menggunakan sabun dan pasta gigi yang sama, dan lain sebagainya.
Jika suami istri tidak mau peduli dan saling berbagi, berarti mereka belum saling menjadi sahabat. Mereka masih mementingkan diri sendiri, masih sangat kuat keakuan dan kekamuan, belum menyatu menjadi kita.

2.Sahabat itu saling curhat
Jika ada seseorang sedang memiliki masalah, ia paling mudah curhat kepada sahabatnya. Sahabat adalah seseorang yang kita rela menceritakan semua masalah hidup kita. Sahabat adalah seseorang yang kita rela membuka semua aib kita hanya kepadanya. Berbagai macam hal tentang kesedihan dan kebahagiaan bisa disampaikan kepada sahabat dengan leluasa. Tanpa ada perasaan tidak nyaman atau sungkan, karena kuatnya ikatan diantara mereka.
Demikian pula suami istri. Semestinya mereka saling curhat, saling membuka diri, saling menyampaikan kegelisahan dan kebahagiaan, saling merenda harapan. Berbagai masalah, berbagai kesulitan, berbagai kesenangan, bisa diobrolkan dengan santai. Semua bisa diselesaikan dengan nyaman dan menyenangkan. Suami dan istri harus memiliki tradisi mengobrol dan saling bercerita, tanpa ada perasaan takut atau beban berat. Suami dan istri harus leluasa menyampaikan keluhan, perasaan, pikiran, keinginan, harapan, tanpa merasa takut atau khawatir yang berlebihan.
Jika suami dan istri tidak bisa saling curhat, atau ada suasana tidak nyaman saat curhat, menandakan mereka belum mencapai kondisi sahabat. Ketika ada masalah bukan curhat kepada pasangan, justru curhat kepada sahabat yang ada di luar rumah. Justru curhat melalui chatting dengan orang lain. Harusnya sahabat sejati yang harus dicurhati pertama kali adalah suami atau istri, bukan orang lain.
Hal ini tentu saja harus berlaku timbal balik dan berlaku secara proposional. tidak ada yang saling mendominasi. tidak selamanya seorang suami rela untuk selalu menjadi tong sampah curhatan istrinya sementara sang istri tidak bisa berlaku sebaliknya. Karena pada dasarnya, dalam berbagai penelitian; tingkat kepandaian wanita dalam bertutur kata jauh melebihi kaum lelaki. 

3.Sahabat itu senang dan betah menemani
Dua orang atau lebih yang bersahabat, mereka saling senang untuk menemani kegiatan yang lain. Kadang hanya sekedar menemani makan siang atau makan malam, kadang hanya menemani jalan-jalan, atau menemani belanja, atau menemani olah raga. Jika tidak menjadi sahabat, menemani adalah aktivitas yang tidak menyenangkan dan membosankan. Namun karena saling bersahabat, maka menemani adalah kegiatan yang membahagiakan untuk semua.
Demikian pula suami istri. Semestinya mereka bisa saling menemani. Suami senang menemani kegiatan istri, sebagaimana istri senang menemani kegiatan suami. Walaupun kegiatan itu tampak tidak penting, atau kegiatan rutin, namun mereka saling menikmati. Suami tidak tersinggung saat diminta mengantar istri belanja, karena merasa diperlakukan seperti sopir atau suruhan. Justru suami merasa senang menemani istri mengerjakan kegiatannya. Jika lebih senang sendiri-sendiri, mereka bukanlah sahabat.
Bahkan ketika sekedar duduk-duduk saja di teras belakang rumah, tanpa kata-kata, tanpa ada cerita. Kebersamaan mereka bukan hanya karena ada yang perlu diomongkan atau dicurhatkan. Kebersamaan mereka ada dalam segala suasana, sehat maupun sakit, suka maupun duka, dalam gerak maupun diam. Karena ada masa dimana suami istri sudah kehabisan cerita, kehabisan kata-kata, yaitu saat tua renta. Mereka tidak perlu lagi bercerita seperti anak muda, namun tetap bisa meikmati kebersamaan walau dalam diam.
Jika suami dan istri tidak betah menemani, bahkan lebih senang jika sendiri, artinya belum menjadi sahabat bagi pasangan. Apalagi jika merasa tersiksa saat bersama pasangan, ini sangat jauh dari makna sahabat.

4.Sahabat itu tidak banyak bertanya
Sahabat itu tidak banyak bertanya. Jika ada dua orang yang bersahabat karib, mereka akan sangat mudah untuk saling mengerti kesenangan ataupun ketidaksenangan tanpa banyak tanya. Jika salah satu dari mereka mengajak pergi, maka sahabat tidak perlu banyak bertanya. Tidak perlu ribut mendefinisikan tujuan pergi, karena sudah saling mengerti tempat favorit, menu favorit, lagu favorit, dan lain sebagainya.
Suami dan istri semestinya tidak perlu banyak bertanya. Jika mereka berdua sudah menjadi sahabat setia satu dengan yang lain, maka setiap ajakan suami akan mudah direspon istri dan setiap ajakan istri akan mudah direspon suami tanpa banyak bertanya lagi. “Ayuk kita pergi jalan-jalan yuk”, ajak sang istri. Dengan cepat sanag suami menyahut, “Ayuk....” tanpa harus banyak bertanya atau meributkan soal kemana atau untuk apa. Hal itu karena mereka sudah saling mengerti akan pergi kemana, atau jalan-jalan kemana, atau bahkan tidak kemana-manam karena hanya ingin menikmati suasana.
Jika suami dan istri masih sangat banyak yang dipertanyakan, segala sesuatu harus melalui keributan, semua keputusan diambil dengan suasana yang sangat alot dan menegangkan, menandakan mereka belum saling menjadi sahabat satu dengan yang lain. Sekedar memutuskan kegiatan saat libur akhir pekan, harus melalui perdebatan panjang, harus melalui pertengkaran yang melelahkan, ini menandakan belum menemukan format persahabatan yang pas. Disinilah peran utama seorang wanita. Dia harus bisa menurunkan egonya dan membiarkan suami mengambil alih keputusan dan menerimanya dengan lapang dada ketika keputusan tersebut ternyata tidak sesuai dengan harapan. Tanggalkan status dan gelar anda, buang jauh ego dan pemahaman dan jiwa kemandirian anda. Karena sesungguhnya, Imam yang anda pilih sudah mengambil keputusan, anda sebagai makmum hanya tinggal mengikuti saja benar atau tidak, suka atau tidak, enak atau tidak, hargai keputusannya dan jalani dengan ikhlas.

5.Sahabat itu saling percaya
Sahabat itu saling percaya satu dengan yang lain. Mereka memberikan kepercayaan yang sangat tinggi seakan tanpa garansi. Saat seseoramg melakukan suatu tindakan, sebagai sahabat akan lebih cepat percaya bahwa tindakan itu tidak membahayakannya. Semua cerita dan omongan akan mudah dipercaya. Semua barang terasa aman jika dititip kepada sahabat dibanding dititip kepada yang lainnya. Semua janji akan dipercaya kebenarannya, bahkan ketika janji itu tidak ditepati akan mudah untuk dimaklumi.
Suami istri semestinya menjadi sahabat yang saling percaya satu dengan lainnya. Mereka tidak mudah cemburu buta, karena percaya informasi dari pihak ketiga. Mereka lebih percaya kepada pasangannya daripada omongan orang lain. Mereka lebih percaya kepada pasangannya daripada isu yang berdar di sosial media. Suami akan mudah mempercayai istri dalam urusan keuangan dan manajemen rumah tangga. Istri akan mudah mempercayai suami dalam urusan keuangan dan pekejaan. Saat merasa ada yang perlu diklarifikasi, mereka akan cepat percaya kepada keterangan pasangannya.
Jika suami istri tidak bisa saling percaya, bawaannya hanya curiga, lebih percaya orang lain daripada pasangannya, menandakan mereka belum menjadi sahabat setia. Suami selalu mencurigai istri, dan istri selalu mencemburui suami. Ada ustri yang menyewa detektif untuk mengutit kegiatan suami. Ada suami yang memasang kamera tersembunyi dan alat perekam untuk mengetahui kegiatan istri. Mereka tidak bisa saling percaya, sehingga selalu curiga dan mudah timbul prasangka.

6.Sahabat itu betah ngobrol berlama-lama
Salah satu ciri sahabat adalah betah mengobrol berlama-lama, untuk tema dan urusan apa saja. Mereka bisa menghabiskan waktu yang panjang hanya untuk mengobrol. Pada saat-saat senggang mereka menyempatkan waktu untuk bertemu dan mengobrol. Bahkan jika tidak sempat bertemu mereka bisa berbicara lewat telepon berlma-lama. Ada rasa rindu apabila lama tidak mendengar suaranya, ada rasa kangen untuk mendengar suara tertawanya, atau candanya yang kadang kelewatan. Tapi justru itu menyenangkan dan membentuk kenangan.
Suami dan istri seharusnya menjadi sahabat yang betah mengobrol berlama-lama, tanpa peduli tema. Mereka tidak lagi meributkan akan berbicara tentang tema apa, karena tema yang paling penting adalah : mengobrol berdua. Suami dan istri merasakan keasyikan untuk selalu menghabiskan waktu berbicara, mengobrol, bercerita, bercanda, bersendau gurau dalam suasana yang ceria. Ada kerinduan mendengar suara tawanya, ingin selalu menghabiskan waktu berdua dalam obrolan mesra. Itulah persahabatan hakiki antara suami dan istri.
Jika suami istri masih ribut soal tema pembicaraan, jika mereka belum bisa betah mengobrol berlama-lama, jika mereka saling menyimpan perasaan saat berdua, menandakan belum menjadi sahabat setia. Mungkin saja sang istri yang banyak bicara dan cerita, sementara suaminya diam saja. Namun diamnya sang suami ini menkmati, bukan diam dalam kebencian. Walau hanya diam, namun sang suami betah mendengar obrolan istri. Sesekali waktu ia menyela, bertanya, atau hanya senyum senyum saja dan tertawa.

7.Sahabat itu saling mengerti
Bukanlah sahabat jika tidak saling mengerti dan memahami. Ciri persahabatan adalah adanya pengenalan yang mendalam antara satu dengan yang lainnya. Mereka bahkan memiliki uniform, memiliki istilah-istilah khas yang tidak dimengerti oleh orang yang berada di luar lingkaran persahabatan. Sebuah kalimat yang tidak dipahami orang lain, mudah dipahami oleh sahabat. Komunikasi yang bagi orang lain tidak bisa dimengerti, akan mudah dipahami oleh sahabat. Itu karena kedalaman pengenalan di antara mereka.
Suami istri adalah pasangan yang seharusnya paling mengerti, paling memahami satu dengan yang lain. Maka tangis, makna tawa, makna anggukan kepala, makna tatapan mata, maka lambaian tangan, makna kerdipan, makna senyum, makna gerakan jari, bahkan rona wajah pasangan. Suami dan istri saling mengerti apa yang menyenangkan pasangan dan apa yang membuatnya benci. Apa yang menenteramkan pasangan dan apa yang menggelisahkannya.  Suami dan istri saling mengerti tentang hal yang membuat marah dan murka pasangan.
Jika suami dan istri sulit mengerti keinginan pasangan, sulit memahami bahasa pasangan, artinya mereka belum saling menjadi sahabat. Suami dan istri mestinya berada dalam pengertian dan pemahaman yang sangat mendalam, karena interaksi yang sangat intim setiap harinya. Jika suami dan istri tidak saling mengerti, selalu salah komunikasi, mudah tersinggung oleh kalimat pasangan, ini menandakan belum adanya persahabatan di antara mereka berdua.

8.Sahabat itu ada ketika anda memerlukannya
Sahabat itu menjadi istimewa, karena selalu ada saat kita memerlukannya. Ia hadir untuk menghibur di saat kita sedih, hadir untuk memotivasi saat kita terpuruk, hadir untuk membimbing saat kita terjatuh. Sahabat merelakan waktu, tenaga, pikiran dan harta untuk membantu keperluan kita. Ini yang membuat persahabatan tidak mudah rusak dan hilang, bisa menjadi sahabat sehidup semati, karena sifatnya yang sangat peduli.
Demikianlah suami dan istri, semestinya mereka saling peduli dengan kondisi pasangannya. Saat istri memerlukan kehadiran suami, maka suami selalu ada di dekatnya. Saat suami memerlukan kehadiran istri, maka istri selalu ada di sampngnya. Dengan demikian, suami benar-benar merasakan kehadiran istri, dan istri benar-benar merasakan kehadiran suami. Mereka berdua saling menikmati kebersamaan yang melegakan dan membahagiakan. Ada perasaan terjaga, terlindungi, terawat dan terpuaskan kebutuhannya